TEMPO.CO, Jakarta - Kedalaman Kali Sunter, Jakarta Utara, mengalami pendangkalan hingga 40 persen dalam sembilan tahun terakhir. Sebelum 2003, kedalaman masih di atas 10 meter.
"Sekarang dalamnya paling enam meter," kata Deni Irawan, 34 tahun, Kepala Operator Saringan Sampah Kali Sunter Kresek, kepada Tempo, Minggu, 6 Januari 2013.
Pendangkalan terjadi karena terus bertambahnya lumpur serta beban limbah dan sampah yang terus meningkat setiap tahun. Akibatnya bisa diprediksi, sampah yang dikeruk petugas menjadi berlipat, sementara kejernihan air menjadi hitam dan pekat. "Itu baru dari sampahnya, sementara lumpurnya belum terangkut," kata dia.
Menurut Deni, Kali Sunter terakhir dikeruk pada 2003 lalu. Saat itu, kedalaman kali tinggal menyisakan enam meter dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena itulah kerap terjadi luapan. "Yang paling sulit, ya kalau ada debit air kiriman, sementara sungai dangkal," kata dia.
Kedalaman kali ini perlu untuk menampung debit air yang mengalir, sehingga saat turun hujan tidak terjadi luapan. Sedangkan kondisi saat ini sebaliknya. Debit air terus meningkat, sedangkan pendangkalan terus terjadi. "Yang paling sering, ya jelas meluap, apalagi kalau datang air kiriman, sulit sekali dialihkan," kata dia.
Adapun tiga perempat wilayah Jakarta Utara berada di bawah permukaan air laut, sehingga saat hujan tiba terjadi genangan dan luapan air.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
56 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.