Jokowi: Deep Tunnel Bisa Dibatalkan  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Senin, 7 Januari 2013 21:29 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bekerja di balik mejanya di dalam ruang kerja gubernur, Jakarta, Senin (7/1). TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengatakan pembangunan Multi Purpose Deep Tunnel atau terowongan raksasa bawah tanah multi guna bisa dibatalkan jika laporan detail kajiannya menyatakan tidak efektif mengatasi banjir. "Kalau cuma dua titik banjir buat apa, masak proyek triliunan cuma dua titik, misalnya," kata Jokowi, Senin, 7 Januari 2013.


Saat ini, kata Jokowi, dirinya masih menunggu laporan detil proyek senilai Rp 16 triliun itu. Dia ingin jika gorong-gorong sepanjang 23 kilometer itu bisa mengatasi banjir yang kerap menghantui Ibu Kota. "Sekarang (detail kajian) masih dalam proses," ujarnya.

Deep Tunnel akan di bangun dari ruas Jalan MT Haryono menuju Manggarai, Karet, dan berujung di Pluit. Panjangnya mencapai 22 kilo meter dengan kapasitas limpasan air sebanyak 2,5 juta meter kubik tiap tiga jam. Menurut Jokowi, Deep Tunnel di Jakarta lebih canggih ketimbang milik Malaysia.


Alasannya, gorong-gorong raksasa di Jakarta lebih multifungsi daripada SMAR Tunnel Kuala Lumpur yang cuma bisa digunakan menjadi dua fungsi. "Kalau di sini nanti bisa untuk banjir, jalan tol, saluran air, kabel listrik, dan air baku," kata dia.

Mantan Wali Kota Surakarta itu menolak tudingan bahwa proyek pembangunan gorong-gorong ini merupakan kebijakan reaktif. "Itu kan sudah bertahun-tahun direncanakan, blue print-nya saja sudah lama. Digagas sejak 2005," katanya.


Cuma saja, dia menambahkan, proyek ini terhambat lantaran minimnya dana dan kesiapan pelaksanaannya. "Kita itu berkutat di situ-situ, kalau sedikit-sedikit berpolemik, ramai, ya tidak mulai-mulai," ujarnya.


Sebelumnya, peneliti Rujak Center, Elisa Sutanudjaja, menilai kebijakan pembangunan Deep Tunnel terlalu reaktif. Alasannya, kebijakan itu diambil tanpa mempertimbangkan kondisi tanah Jakarta. Apalagi, kontur tanah di Jakarta dan Kuala Lumpur, Malaysia, yang dijadikan contoh sangat berbeda. Kritikan Elisa dibantah penggagas Deep Tunnel, Firdaus Ali. “Kalau enggak ngerti, jangan asal ngomong,” kata Firdaus.


Advertising
Advertising

Jokowi mengungkapkan, banyak proyek besar di Jakarta yang sudah selesai kajiannya, namun tidak kunjung direalisasikan. "MRT sudah 20 tahun tidak mulai-mulai, monorel tidak mulai-mulai," kata dia. Karena itu, dia menegaskan akan mengambil keputusan untuk melanjutkan pembangunan proyek besar di Ibu Kota itu.

Sebelumnya, peneliti Rujak Center, Elisa Sutanudjaja, menilai kebijakan pembangunan Deep Tunnel terlalu reaktif. Alasannya, kebijakan itu diambil tanpa mempertimbangkan kondisi tanah Jakarta. Apalagi, kontur tanah di Jakarta dan Kuala Lumpur, Malaysia, yang dijadikan contoh sangat berbeda.

DIMAS SIREGAR




Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

18 menit lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

1 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

1 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

3 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

3 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

5 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

8 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

9 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

10 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

10 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya