Gadis Penderita Tumor di Tangerang Dapat Jamkesda  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Senin, 14 Januari 2013 13:57 WIB

Imas Masitoh (13 tahun) yang menderita tumor ganas di bagian perutnya di rumahnnya di Desa Wanakerta. kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang. TEMPO/Jhoni Atmanegara

TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang berjanji menanggung biaya pengobatan dan perawatan Imas Masitoh, gadis berusia 13 tahun yang menderita tumor ganas di bagian perutnya.

"Jika orang tuanya tidak terdaftar di Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), akan kami masukan ke Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaeni, kepada Tempo, Senin, 14 Januari 2013.

Saat ini, kata Naniek, tim dari Pusat Kesehatan Masyarakat setempat sedang melakukan observasi untuk mengetahui kondisi terakhir siswi SMP Negeri 1 Cikupa tersebut. "Ini dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya," kata dia.

Menurut Naniek, lima bulan lalu Imas sempat mendapat perawatan di RSUD Tangerang selama satu pekan dan dirujuk ke RSCM. Namun, orang tuanya membawa Imas pulang dan memilih pengobatan alternatif. Langkah orang tua itu tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

Naniek mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tangerang memang menyediakan anggaran kesehatan lewat Jamkesda. Anggaran ini diperuntukan bagi masyarakat miskin yang tidak tertanggung di Jamkesmas. "Kalau Jamkesmas kewenangan pusat, tapi Jamkesda memang anggaran dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang," katanya.

Saat ini, kata Naniek, petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang juga memberikan motivasi kepada orang tua Imas agar mau mengikuti proses pemeriksaan kesehatan dan pengobatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.

Imas Masitoh sudah lima bulan menderita tumor ganas. Karena orang tuanya tidak memiliki biaya, orang tua memilih pengobatan herbal dan merawat Imas di rumahnya di Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang.

Belakangan kondisi tubuh siswi SMP Negeri 1 Cikupa Kabupaten Tangerang ini sangat memprihatinkan. Tubuhnya sangat kurus dan ringkih. Sepasang kaki dan tangannya mengecil, tinggal tulang berbalut kulit. Benjolan di bagian perut sebelah kirinya yang kian membesar membuat anak pertama Warlim dan Tuminem ini hanya bisa tidur terlentang.

Warlim mengatakan sangat menyesal tidak mengikuti saran dokter yang pada lima bulan lalu meminta agar anaknya dirawat di RSCM. "Saat itu saya memang ego, membawa anak saya ke rumah dan memilih pengobatan herbal," kata lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las ini. Andai saja anaknya dirawat mungkin benjolan tumor ganas itu tidak akan membesar seperti sekarang serta kondisi anaknya sudah membaik.

JONIANSYAH

Berita terkait

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

2 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

10 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

27 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

48 hari lalu

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

59 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

1 Maret 2024

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.

Baca Selengkapnya

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

29 Februari 2024

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.

Baca Selengkapnya

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

21 Februari 2024

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.

Baca Selengkapnya