Di Tangerang, Orang Mati Dipungut Biaya  

Reporter

Editor

Amirullah

Sabtu, 19 Januari 2013 13:56 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Tangerang - Pungutan liar diduga sudah lama berlangsung di kantor Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Namun, praktek itu baru terungkap setelah Adhe MS, 24 tahun, warga Gang Masjid, Kelurahan Kenanga, Cipondoh, mengaku ditarik uang Rp 100 ribu untuk biaya mengurus tanda tangan camat dalam surat ahli waris kematian.

Adhe mengatakan, beberapa waktu lalu setelah kematian suaminya, Jamaludin, 27 tahun, dia mengurus surat kematian di Kelurahan Kenanga. Di sana Adhe merasakan pelayanan cukup baik tanpa dipungut biaya. Tapi, saat ke kantor Kecamatan Cipondoh, ia dimintai uang oleh seorang pegawai kecamatan.

"Saya diminta membayar Rp 100 ribu, katanya untuk biaya tanda tangan camat," ujar Adhe kepada Tempo, Sabtu, 19 Januari 2013. Adhe mengatakan pasrah dan menuruti permintaan itu karena surat ahli waris tersebut dibutuhkan untuk mengurus tabungan suaminya di bank. "Saya dalam hati berucap, kok tega ya, padahal anak saya balita baru kehilangan ayahnya," ujar Adhe. Dia menilai uang Rp 100 ribu cukup berarti. Apalagi dia harus menafkahi sendiri anak semata wayangnya, Muhamad Dhiaz, 3 tahun.

Dihubungi Tempo secara terpisah, Camat Cipondoh Lilih Jairun mengatakan telah mendapat laporan soal pungutan liar yang dilakukan anak buahnya. "Tapi itu bukan instruksi saya, mungkin dia berinisiatif sendiri," kata Lilih. Dia mengatakan jika itu dilakukan, itu berarti tindakan oknum. "Mungkin sudah berkali-kali pungutan liar terjadi, tapi tidak ada yang melapor, dan baru kali ini diketahui," kata Lilih.

Dia berjanji akan memberi sanksi teguran terhadap Darwini. "Sudah dua hari yang bersangkutan tidak masuk kerja, rumahnya kebanjiran di daerah Parung," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Tangerang Wahidin Halim justru belum mendengar informasi pungutan liar itu. "Semestinya pungutan itu tidak ada. Semua pelayanan KTP, akta, dan kartu keluarga tanpa biaya," kata Wahidin. Dia pun berjanji akan memeriksa pegawai tenaga kontrak itu. Wahidin mengimbau agar masyarakat melaporkan jika ada pegawai yang nakal. "Tolak saja, jangan mau dimintai uang," kata Wahidin.

Atas kejadian itu, DPRD Kota Tangerang mengecam tindakan tak manusiawi oknum pegawai kecamatan itu. "Orang sedang kesusahan kok dimintai uang, mestinya pegawai itu malah ikut memberi santunan," kata anggota Dewan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Aulia Epria Kembara. Dia mendesak Pemerintah Kota Tangerang untuk menindak tegas praktik pungutan liar.

AYU CIPTA

Berita terkait

Survei: Kepuasaan Publik pada Jokowi di Isu Ekonomi Rendah

4 September 2018

Survei: Kepuasaan Publik pada Jokowi di Isu Ekonomi Rendah

Survei Y-Publica menyebutkan masyarakat tidak puas dengan kinerja Jokowi di bidang Ekonomi, Kesehatan, dan Perlindungan HAM.

Baca Selengkapnya

Dompet Dhuafa Social Enterprises Targetkan Pertumbuhan 30 Persen

17 Juni 2017

Dompet Dhuafa Social Enterprises Targetkan Pertumbuhan 30 Persen

Unit bisnis Kesehatan Mandiri menargetkan bisa menyediakan 1.000 tempat tidur (bed) untuk pasien dhuafa.

Baca Selengkapnya

Gebrak Pakumis Tangerang Sulit Dijalankan, Ini Kendalanya  

16 Maret 2017

Gebrak Pakumis Tangerang Sulit Dijalankan, Ini Kendalanya  

Program Gerakan Bersama Atasi Permukiman Kumuh dan Miskin tidak bisa digunakan untuk penduduk yang tinggal di lahan milik negara.

Baca Selengkapnya

Kisah Menteri Khofifah 2 Tahun Membujuk Suku Anak Dalam

20 Februari 2017

Kisah Menteri Khofifah 2 Tahun Membujuk Suku Anak Dalam

Pada Sabtu, 18 Februari 2017, Khofifah senang bisa mewujudkan janjinya menyediakan rumah bagi penduduk pedalaman Suku Anak Dalam.

Baca Selengkapnya

Suku Anak Dalam Nyanyikan Indonesia Raya, Khofifah Menangis

19 Februari 2017

Suku Anak Dalam Nyanyikan Indonesia Raya, Khofifah Menangis

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menangis tersedu saat anak-anak warga Suku Anak Dalam Jambi menyambut kedatangannya ke kawasan mereka.

Baca Selengkapnya

Dua TNI Patungan Sewa Ambulans Bawa Jenazah Warga Miskin  

16 Januari 2017

Dua TNI Patungan Sewa Ambulans Bawa Jenazah Warga Miskin  

Dua anggota Pangkalan Udara Wiriadinata Tasikmalaya patungan sewa ambulans mengangkat jenazah remaja miskin yang wafat di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya

Polisi Sleman Sediakan Makan Gratis untuk Warga Miskin

26 Agustus 2016

Polisi Sleman Sediakan Makan Gratis untuk Warga Miskin

Pemberian makan gratis untuk kaum dhuafa akan digelar tiap hari Jumat

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Tewas di Angkot, Ahok: Bukan Kesalahan Puskesmas  

22 Juli 2016

Ibu Hamil Tewas di Angkot, Ahok: Bukan Kesalahan Puskesmas  

Puskesmas sudah menjalankan tugas sesuai dengan prosedur.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Layanan, Jasa Raharja Gandeng Poliklinik  

20 November 2015

Tingkatkan Layanan, Jasa Raharja Gandeng Poliklinik  

PT Jasa Raharja menggandeng poliklinik di sekitar stasiun kecil di seluruh jalur kereta api Jawa dan Sumatera untuk meningkatkan cakupan layanan.

Baca Selengkapnya

Tak Terawat, 30 Persen Bus Transjakarta Tak Lulus Uji Kir  

21 Oktober 2015

Tak Terawat, 30 Persen Bus Transjakarta Tak Lulus Uji Kir  

Banyak bus Transjakarta mengalami kerusakan di bagian penyejuk udara, pintu, dan rem, sehingga tidak lolos uji kir.

Baca Selengkapnya