Pasien Membludak, Cleaning Service Jadi 'Apoteker'  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 2 Maret 2013 06:52 WIB

Pasien berobat menggunakan Kartu Jakarta Sehat di Puskesmas Kelurahan Tambora di Jalan Tambora, Jakarta, Rabu (28/11). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Salamah, 51 tahun, punya tugas baru. Setelah urusan menyapu, mengepel, dan bersih-bersih selesai, dia harus bersiaga di balik loket obat. Perempuan yang bekerja sebagai tenaga cleaning service di Puskesmas Kelurahan Koja, Jakarta Utara, ini turut membantu, dari mencarikan obat di daftar resep sampai mengaduk puyer. “Enggak bakal selesai kalau apotekernya saja yang kerja,” ujar Salamah kemarin.

Kesadaran Salamah membantu melayani pasien di Puskesmas Koja bukan tanpa alasan. Sejak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meluncurkan Kartu Jakarta Sehat pada 10 November tahun lalu, jumlah pasien di Puskesmas itu melonjak.

Kepala puskesmas, Endang Sulistyani, mengatakan kini setiap hari ia harus melayani ratusan pasien. “Padahal, sebelum ada Kartu Jakarta Sehat, hanya puluhan pasien,” ujarnya. Sedangkan petugas Puskesmas hanya 6 orang, yakni 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker, 1 administrator, dan 1 pelayan kebersihan. “Kalau begini terus, bisa-bisa saya yang masuk rumah sakit,” ujar Endang.

Rujianingsih, apoteker di puskesmas itu, mengatakan membludaknya pasien membuat waktu istirahat dan ibadah tertunda. Untuk minum seteguk air pun, Rujianingsih mesti pintar-pintar mencuri waktu. “Kami harus melayani semua pasien sampai selesai dan baru bisa makan siang sekitar jam 14.00,” katanya.

Puskesmas Kapuk II, Cengkareng, Jakarta Barat, punya cara untuk menyiasati lonjakan jumlah pasien. Kepala puskesmas, dokter gigi Emanuel Ayub, mengatakan petugas membagi antrean pasien menjadi dua sejak di loket pendaftaran. Antrean pertama untuk mereka yang sakit ringan, seperti pusing, batuk, dan flu. “Diperiksa dua-tiga menit, selesai,” katanya. Sedangkan antrean kedua bagi pasien yang membutuhkan tindakan medis.

Di puskesmas itu terdapat lima petugas. Satu dokter gigi sekaligus dokter umum, 1 bidan, 2 perawat, dan 1 petugas loket. Dalam sehari, puskesmas ini kedatangan sekitar 120 pasien. “Saya melayani 40-50 pasien per hari,” katanya. “Kalau ada tambahan tenaga, itu bagus sekali.”

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan lonjakan jumlah pasien yang menggunakan layanan kesehatan gratis tak berbanding lurus dengan jumlah dokter dan petugas medis. Jumlah dokter pegawai negeri di Ibu Kota, kata dia, sekitar 7.000 orang, sedangkan dokter non-pegawai negeri 200 orang. “Mereka ditempatkan di tiap rumah sakit daerah dan puskesmas,” ujarnya.

ISTMAN MP | ADITYA BUDIMAN | DIMAS SIREGAR

Berita terpopuler lainnya:
Bisnis Mahdiana, Istri Kedua Djoko Susilo
KPK: Silahkan Lapor Data Ibas

Nikah Kedua, KUA Mencatat Djoko Susilo 'Single'

Bradley Manning Beber Pembocoran Rahasia Wikileaks

Ferguson Ingin Jadi Direktur Manchester United

Kisah Djoko Susilo dan Anak Yatim Piatu

Demokrat Akan Gelar KLB Sebelum April

Berita terkait

Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat

9 Oktober 2022

Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat

Anies Baswedan mengatakan peningkatkan layanan kesehatan warga melalui transformasi pelayanan RSUD di Jakarta dilakukan di berbagai aspek.

Baca Selengkapnya

Petuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya  

16 Agustus 2015

Petuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya  

Ahok mengakui kesadaran masyarakat untuk berasuransi makin tinggi.

Baca Selengkapnya

Ahok Larang Penerima KJP Dapat KIP  

4 November 2014

Ahok Larang Penerima KJP Dapat KIP  

Ahok menolak Kartu Indonesia Pintar digunakan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru

30 Oktober 2014

BPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru

Menurut Tono, Kartu Indonesia sehat akan dikelola oleh BPJS.

Baca Selengkapnya

Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS

30 Oktober 2014

Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS

Menurut Puan, Kartu Indonesia Sehat Berbeda Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Baca Selengkapnya

Kritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat

29 Agustus 2014

Kritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat

Pada umumnya para politikus, masyarakat, dan media massa beranggapan bahwa masalah kesehatan di negeri ini adalah masalah sulitnya orang miskin mendapatkan pelayanan pengobatan ketika sakit. Karena itu, konsep penyelesaiannya adalah menambah rumah sakit, puskesmas (balai pengobatan), penyediaan dokter, dan skema pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. Joko Widodo mungkin pernah berhasil dengan program Kartu Sehat di Kota Solo dan beranggapan bahwa cara itu juga akan berhasil diterapkan di seluruh Indonesia. Untuk itu, dia mengajukan konsep Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi Indonesia bukanlah Solo atau Jakarta, yang mempunyai sarana pelayanan pengobatan yang cukup dan sarana transportasi serta komunikasi yang sudah baik.

Baca Selengkapnya

Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan

12 Juni 2014

Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan

Darsinah harus membayar biaya persalinan, padahal memegang Kartu Jakarta Sehat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo  

18 Maret 2014

Jokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo  

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi RSUD Pasar Rebo untuk mengecek pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat.

Baca Selengkapnya

Kisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS

18 Maret 2014

Kisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS

Pada Senin, 17 Maret 2014, tiga rumah sakit dilaporkan menolaknya dengan berbagai alasan.

Baca Selengkapnya

Ada JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani

6 Januari 2014

Ada JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani

JKN justru menambah kuota penerimaan bayar iuran.

Baca Selengkapnya