TEMPO.CO, Bogor - Koordinator Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Simpul Bogor, Depok, Puncak, dan Cianjur, Eko Wiwid, mengatakan pemerintah pusat bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan-kawasan puncak Bogor. Menurutnya, penyelesaian masalah di Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, dan Gunung Halimun sebagai hulu Sungai Ciliwung dan Cisadane tidak akan mampu ditangani Pemerintah Kabupaten Bogor sendirian.
"Pemerintah mesti melakukan evaluasi menyeluruh terkait dengan kondisi di hulu DAS (daerah aliran sungai) Ciliwung dan Cisadane," kata Eko saat dihubungi Tempo, Selasa, 5 Maret 2013.
Evaluasi tersebut meliputi perizinan bangunan, terutama dengan terkait keberadaan vila-vila liar. Saat ini bangunan vila dan rumah di bibir sungai serta anak aliran sungai di Bogor, Depok, Puncak, dan Cianjur, terutama di sekitar Puncak dan Gunung Salak, sudah begitu mengkhawatirkan. Pepohonan dibabat dan berganti bangunan. Akibatnya, fungsi resapan hilang.
Berdasarkan data Walhi saat ini, area hutan di Gunung Gede Pangrango dan Salak Halimun yang menjadi hulu Sungai Ciliwung dan Cisadane telah berkurang hingga di bawah 60 persen. "Ini menunjukkan kerusakan ekologi yang besar. Jelas berbahaya bagi lingkungan," ujarnya. Kerusakan hulu sungai itu ikut menyebabkan warga Jakarta dan Tangerang menderita karena terendam banjir di setiap musim penghujan.
Karena itu, Walhi mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk bertindak tegas. "Pemerintah daerah punya data yang berizin dan tidak. Sekarang tinggal tindakan konkret saja."
ARIHTA U. SURBAKTI
Berita terkait
Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi
31 hari lalu
Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.
Baca SelengkapnyaAnggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir
39 hari lalu
Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya
41 hari lalu
Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaStatus Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir
51 hari lalu
BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.
Baca SelengkapnyaMenelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?
5 Maret 2024
Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.
Baca SelengkapnyaTambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.
Baca SelengkapnyaPerkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan
2 Maret 2024
Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaPeriset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta
1 Maret 2024
Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.
Baca SelengkapnyaTop Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air
1 Maret 2024
Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua
Baca SelengkapnyaBerenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam
29 Februari 2024
Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun
Baca Selengkapnya