Petugas kepolisian mengamankan preman yang terlibat tindak premanisme di Polda Metro Jaya Jakarta, Jumat (9/11). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Barat meminta warga yang pernah menjadi korban pemerasan dan premanisme tak takut melapor ke polisi. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi menganjurkan agar masyarakat tak perlu khawatir. "Hercules juga sama-sama manusia, sama-sama makan nasi," katanya ketika ditemui, Ahad, 10 Maret 2013.
Menurut Hengki, pihaknya sudah mengantongi sejumlah bukti premanisme yang dilakukan kelompok tersebut. Kepala Polres Jakarta Barat, Komisaris Besar Suntana mengatakan pihaknya masih berusaha menambah bukti tentang premanisme di Jakarta Barat. "Sejauh ini baru ada dua laporan pemerasan, terjadi beberapa kali," kata Suntana ketika ditemui, Ahad 10 Maret 2013.
Pemerasan itu terjadi di sejumlah lokasi di antaranya di Kembangan dan Cengkareng. "Setiap kali minta jumlahnya berbeda-beda, bisa Rp 30 sampai Rp 40 juta," ujarnya. Dia meminta agar masyarakat yang pernah menjadi korban agar tak segan melapor. "Meskipun sudah lama tidak apa-apa, laporkan saja," ujar Suntana.
Pemerasan itu disinyalir dilakukan kelompok Hercules yang baru ditangkap pada Jumat, 8 Maret 2013. "Tetapi sejauh ini mereka tak mengatasnamakan GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Baru)," kata Suntana. GRIB adalah organisasi masyarakat yang diketuai oleh Hercules Rozario Marshal.
Hercules dan 50 anggota kelompoknya ditangkap di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat pada Jumat 8 Maret 2013 lalu. Lima orang yang kedapatan membawa senjata tajam kini ditahan di Polres Jakarta Barat, sementara sisanya ditahan di Polda Metro Jaya. (Baca: Hercules Dijerat Empat Pasal)
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
23 Juni 2023
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
Pemuda dan mahasiswa Wolo mengecam PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang menganggap aksi ratusan warga Desa Muara Lapao-pao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebagai aksi premanisme.