TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan kriminolog menilai premanisme di Jakarta masih cukup mengkhawatirkan meskipun dua orang "pentolannya" sudah ditangkap. "Ada regenerasi di dalam tubuh kelompok preman," kata kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, ketika dihubungi pada Ahad 10 Maret 2013.
Adrianus menjelaskan dalam dunia preman hukum yang dipakai adalah "under world". Artinya, seperti lingkaran setan akan terus ada selama masih ada kelompok-kelompoknya. Penangkapan kelompok Hercules menurut dia hanya elemen kecil dari dunia preman.
Sementara itu kriminolog Ade Erlangga Masdiana mengatakan kelompok John Kei maupun Hercules ibarat puncak gunung es. "Mereka yang kelihatan, padahal masih ada yang kecil-kecil," katanya.
Erlangga mengatakan justru yang kecil-kecil ini bahaya laten. "Mengakar di berbagai kalangan masyarakat," katanya. Dia meminta polisi tidak luput dalam memberantas yang kecil ini.
Sementara Kriminolog Muhammad Mustofa berpendapat jangan sampai penangkapan Hercules hanya sekedar terapi kejut bagi para preman. "Mungkin sebentar mereka akan tiarap tapi bisa muncul lagi," katanya.
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
23 Juni 2023
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
Pemuda dan mahasiswa Wolo mengecam PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang menganggap aksi ratusan warga Desa Muara Lapao-pao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebagai aksi premanisme.