Kisah Pecandu Narkoba di Kampung Bali

Reporter

Sabtu, 13 April 2013 05:55 WIB

TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta--Odenk, 36 tahun, ingat betul ketika kakak iparnya meninggal akibat narkoba tahun 2000. "Waktu itu dia ada di pangkuan saya," cerita mantan pecandu narkoba ini kepada Tempo, Kamis 11 April 2013. Peristiwa itulah yang kemudian jadi motivasinya untuk berhenti memadat.

Pria yang menolak menyebut nama asli tersebut kini menjadi konselor bagi pecandu narkoba yang ingin sembuh. Sehari-hari dia bisa ditemui di Kambal Care, klinik di Kampung Bali 28 nomor 5, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pada Senin dan Kamis, dia biasanya sibuk di Puskesmas Kampung Bali untuk kegiatan yang sama.

Melihatnya kondisinya sekarang, orang tak akan menduga Odenk dulu pecandu narkoba. Badannya sudah gemuk lagi. Dia mengaku kenal barang haram sejak berusia 17 tahun. Odenk kecanduan cukup lama, sejak 1995 hingga 2002. Butuh dua kali masuk-keluar penjara dan sekali tinggal di tempat rehab, untuk menghentikan kecanduannya.

Kecanduan Odenk dimulai dari ganja. "Terus naik ke putauw," ujar anak kedua dari empat bersaudara ini. Dalam sehari, dia menghabiskan tiga paket putauw seharga total Rp 225 ribu. Kecanduannya kian parah karena pada 1997, narkoba sedang booming di Kampung Bali. Dia sendiri akhirnya menjadi kurir alias pengedar. "Waktu itu (peredaran) masih ramai kayak pasar." Per hari, Odenk dibayar Rp 500 ribu.

Dia menyebut, pengedar narkoba dulu ada di setiap RT di Kampung Bali. Bahkan ibu-ibu rumah tangga ikut jadi pemasok narkoba. Sehari mereka bisa mendapat fulus tambahan sampai Rp 3 juta. Odenk tahu persis kapan barang datang dan di mana mendapatnya. "BD (bandar) butuh kami karena kami tahu mana PS (pasien) beneran."

Sepandai-pandainya beroperasi, Odenk tertangkap juga pada 1999. Dia bebas setelah membayar jaminan. "Dikasih duit sama BD. Mereka takut saya nyanyi." Setahun kemudian ada penggerebekan intensif di Kampung Bali. Akhirnya, pada 2001, dia tertangkap lagi. Kali ini, Odenk tak punya penjamin. Dia harus menjalani masa tahanan 1,2 tahun di LP Salemba dan Tangerang.

Di dalam penjara, Odenk tak kapok. "Salemba itu surganya narkotik," kata dia. Dia bercerita bagaimana para tahanan bebas memakai telepon genggam. "Jadi mereka bisa mengendalikan barang di luar." Para tahanan pun bisa tetap madat di dalam sel masing-masing. Dalam situasi ekstrem macam itu, Odenk malah gamang. "Saya ngeri, satu jarum suntik dipakai 500 orang rame-rame," dia mengenang. Odenk pun mulai berusaha berhenti madat. Usahanya perlahan berhasil, apalagi setelah dia dipindahkan ke rutan di Serang, Banten.

Habis masa tahanan, Odenk berusaha menjauh dari tempat bergaulnya yang lama. "Teman nongkrong saya juga sudah meninggal satu-satu." Ia jadi nongkrong di bengkel karena hobi otomotif. Seorang kawan di bengkelnya menganjurkan Odenk untuk rehabilitasi di Pamardi Siwi, Cawang, Jakarta Timur.

Dia mau. Motivasi sembuh Odenk makin kuat setelah melihat kawan-kawannya yang bersih dari narkoba. "Saya iri sama teman-teman yang berkeluarga," ujar pria yang kini beranak satu itu. Setelah bersih, dia bergabung dengan Yayasan Pelita Ilmu yang kemudian menjadi Kembal Care.

Sekarang, dia sudah piawai memberi perawatan bagi mantan pecandu yang terjangkit penyakit pascaberhenti madat, semacam Hepatitis dan HIV. Berat badannya yang dulu 40 kilogram, sekarang sudah 67 kilogram.

Bertahun-tahun berhadapan dengan pecandu, Odenk jadi piawai bertindak persuasif. "Pilihannya dua: elu ketangkep polisi atau masuk (TPU) Karet," begitu dia biasa membujuk pecandu berhenti menggunakan narkoba. Bersama 6 konselor lainnya, dalam sehari, dia menangani 6 sampai 10 orang pecandu. Peserta konseling pun diajak menyaksikan pemadat tewas. "Biar mereka mikir."

Di Kembal Care, per bulan Odenk dapat uang lelah Rp 500 ribu. Tak banyak. Dulu, uang sebesar itu diperolehnya setiap hari dengan jadi kurir narkoba. Tapi Odenk mengaku puas bisa berguna buat lingkungan tempatnya dilahirkan. "Rejeki kan darimana saja."

Dia mengakui, Kampung Bali sekarang belum sepenuhnya steril dari narkoba. "Masih ada 3 sampai 5 orang." Hanya saja, dia tahu betul siapa para pemakai itu. Odenk mengawasi mereka dengan ketat, agar tidak ada orang lain yang terjerat.

Menurut Odenk, mereka perlu waktu untuk sadar. "Kalau mereka sudah di titik jenuh, mereka akan datang ke saya," katanya percaya diri. Simak dan waspada narkoba di sekitar kita.

ATMI PERTIWI

Topik Terhangat:
Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Baca juga:

Pejabat DKI Mundur, Meninggalkan Jokowi

Cara Pargono Memeras Asep Hendro

DPRD Jakarta Tuding Jokowi Sebabkan Pejabat Mundur

Pilihan 2014 Cuma Mega, Prabowo, dan Ical

Berita terkait

Paket Sabu di Cirebon Diedarkan dalam Kemasan Coran Semen

5 jam lalu

Paket Sabu di Cirebon Diedarkan dalam Kemasan Coran Semen

Paket sabu itu dimasukkan dalam coran semen hingga menyerupai batu.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

1 hari lalu

Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

Polisi menangkap lima orang tersangka pengedar magic mushroom yang disita dari salah satu bar di kawasan wisata Gili Trawangan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Tersangka Dijanjikan Bayaran Rp 1,8 Juta per Transaksi

1 hari lalu

Polisi Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Tersangka Dijanjikan Bayaran Rp 1,8 Juta per Transaksi

Kepolisian Sektor Metropolitan Tebet menangkap tersangka tindak pidana narkoba jenis sabu berinisial KP alias K, 50 tahun.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

2 hari lalu

Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

Dua penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional Jerman-Belgia digagalkan Bea Cukai dan Bareskrim

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

3 hari lalu

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

Polri mengadakan kerja sama antarnegara untuk menangkap bandar Narkoba Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

3 hari lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

3 hari lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

5 hari lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

5 hari lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

6 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya