Warga membongkar secara sukarela rumah semipermanen mereka di bantaran Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta, Rabu (27/3). Warga setempat rencananya akan dipindahkan ke rusun Cengkareng Jakarta Barat. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta -- Pemerintah DKI Jakarta terus membongkar rumah-rumah liar di bantaran Waduk Pluit Jakarta untuk memudahkan pengerukan yang direncanakan kedalamannya 10 meter. Menurut koordinator Pengerukan Waduk Pluit, R. Heryanto, tak semua rumah yang bongkor itu milik warga miskin. Dia sempat menemukan 15 keluarga yang memiliki mobil saat pembongkaran dilakukan pada Selasa, 16 April 2013.
"Ada sekitar 15 rumah yang punya mobil. Bahkan ada yang punya Metromini, bikin bengkel di situ," kata dia, Rabu, 17 April 2013. Selasa lalu, puluhan petugas menggusur 70 keluarga yang membuat rumah di pinggir waduk tersebut. Sampai saat ini baru 3,5 kilometer lahan pinggiran waduk yang berhasil dibersihkan.
Menurut Heryanto, warga yang diketahui memiliki mobil sejenis sedan dan Toyota Avanza atau Xenia tidak akan mendapatkan ruumah susun seperti para korban gusuran yang tidak mampu.
Berdasarkan pantauan Tempo, masih ada tiga tenda berwarna hijau gelap yang didirikan di sekitar lokasi penggusuran kemarin, Rabu, 17 April 2013. Sejumlah petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja dan kepolisian masih terlihat mondar-mandir mengamankan lokasi penggusuran. Alat-alat berat masih terparkir di sekitar lokasi penggusuran.
Sebelumnya, Rusun Pulo Gebang sudah disiapkan untuk sekitar 200 keluarga korban penggusuran Waduk Pluit. Tapi mereka meminta rusun yang terdekat, yaitu Rusun Muara Baru. Hari ini Dinas Perumahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengadakan rapat soal pemindahan warga ke Rusun Muara Baru. Sekitar 200 keluarga sudah setuju dan siap untuk pindah esok hari ke Rusun Muara Baru. (Baca: 150 Keluarga di Waduk Pluit Akan Dipindah ke Rusun )