Joko Widodo mempertemukan sejumlah peserta didik dalam dialog bersama pasca ujian nasional di Gor Bulungan, Jakarta, (18/4). Dalam dialog tersebut Joko Widodo mengajak para pelajar untuk meninggalkan budaya coret-coret dan tawuran pasca ujian nasional. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disambut jeritan histeris ratusan siswa SMA di Gelanggang Olahraga Bulungan. Sekitar 300 peserta ujian nasional dari SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 Bulungan berkumpul di sana untuk berdialog dengan Gubernur, Kamis, 18 April 2013. (Baca: Jokowi Ingin Pelaku Tawuran SMA 70 Ikut UN)
Ratusan siswa berebut bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta yang dilantik pada Oktober 2012 tersebut. Sebagian siswa bahkan menjerit histeris seperti bertemu artis idola mereka. "Bapak, saranghae! (Bapak, saya cinta kamu [Korea])," dua orang siswi SMAN 6 berteriak sambil membentuk tanda hati dengan tangan mereka.
Saat giliran Jokowi berbicara, dia meminta sejumlah siswa dan siswi maju ke depan untuk bermain bersama. Tanpa malu-malu, siswa berlarian maju ke depan. "Kebanyakan, ayo enam dulu saja, lainnya duduk dulu," kata Jokowi sambil tertawa melihat antusiasme siswa.
Jokowi lalu meminta siswa saling gendong dan berjalan jongkok sambil berangkulan. Dia juga melontarkan beberapa pertanyaaan tentang kebudayaan Betawi, museum, dan nama jalan di Jakarta yang merupakan nama pahlawan. Siswa yang bisa menjawab dengan benar diberi hadiah sepeda.
Andhitta, siswi SMAN 6, mengatakan dirinya senang sekali dengan acara hari ini. "Soalnya saya ngefans sama Pak Jokowi. Ternyata orangnya lebih ramah dari yang saya bayangin," kata siswi berkacamata itu.
Dia bahkan sengaja mengenakan kemeja kotak-kotak ketika tahu akan bertemu dengan Jokowi. "Senang banget tadi sudah sempat salaman!" katanya sambil tertawa.
Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran
3 jam lalu
Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran
Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.
