Ketua Forum Warga Lenteng Agung, Nasri Nasrullah, mengaku pengunjuk rasa mewakili setiap majelis taklim di kawasan itu. Menurut dia, jumlah pengunjuk rasa yang datang mencapai 400 orang. Namun, dari pantauan Tempo di lapangan, jumlah pendemo hanya berkisar 150-200 orang.
Nasri mengakui jumlah orang yang datang hari ini tidaklah seberapa. "Tapi kami siap datang kembali dengan massa lebih banyak," ujarnya. Ia mengklaim hampir seluruh warga Lenteng Agung menolak lurah Susan.
"Nanti bisa turun semuanya, karena banyak dari mereka belum tahu saja ada demo," ujar Nasri. Saat ini jumlah warga Lenteng Agung diperkirakan berjumlah 9.000 Kepala Keluarga (KK).
Nasri, 53 tahun, dan Rusli, 45 tahun, merupakan warga asli Lenteng Agung. Keduanya sejak lahir menetap di sini. Sebelumnya, kata Nasri, Lurah Lenteng Agung selalu pria dan muslim. "Ini baru pertama kali," ujar Rusli. Menurut dia, sesuai agama Islam, ia tak bisa menerima dipimpin oleh seorang wanita, apalagi yang tak seagama.
Sebelum Susan, Kelurahan Lenteng Agung juga dipimpin oleh seorang wanita, lurah Marsita. "Waktu itu ada warga menolak, tapi ada juga yang menerima," ujarnya. Lurah Marsita akhirnya diterima karena muslim dan bisa hadir di acara-acara pengajian atau ibadah lain.
"Kalau lurah yang sekarang, sama sekali tak pernah bisa hadir," ujar Nasri. Padahal, warga rutin mengadakan pengajian keliling di tiap majelis taklim. "Kami minta lurah bisa rutin ikut di setiap acara yang digelar warga," ujar Nasri.
M. ANDI PERDANA
Topik terhangat: Rupiah Loyo| Konser Metallica | Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita Terpopuler:
Duit US$ 100 Terselip di Buku Pledoi Djoko Susilo
Jokowi Siap Jadi Mediator Keraton Solo, Tapi...
Ditanya Soal Sekjen ESDM, Jero Wacik Terbata-bata
Putri Jusuf Kalla Menikah, Mal Pacific Place Penuh
Baca Pleidoi, Jenderal Djoko Susilo Menangis