Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat berbincang dengan media yang ditemui di ruangannya, Jakarta (26/8). Ahok menegaskan tidak akan mengganti Lurah ini hanya karena permintaan subjektif warga. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Bukittinggi - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mulai enggan mengomentari soal pertentangan Front Pembela Islam dan pemerintah DKI Jakarta terkait dengan penempatan lurah di Lenteng Agung dan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Kedua lurah itu diprotes FPI karena beragama Nasrani, sedangkan warganya mayoritas muslim. (Baca: Ini Agenda Aksi FPI Menolak Lurah Susan)
Sebelumnya dia meminta Gubernur DKI Joko Widodo untuk mengevaluasi Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli karena ditolak warga. Sebagian kecil warga menolak Susan karena beragama Katolik. "Serahkan kepada Pemda DKI," ujarnya setelah Rapat Koordinasi Pangan bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa, 29 Oktober 2013 di Bukittinggi.
Menanggapi anjuran Ketua Majelis Ulama Indonesia Amidhan agar FPI maupun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja duduk satu meja untuk berdialog, Gamawan juga enggan mengomentari. "Berbaik-baik sajalah," ujarnya. Gamawan mengaku tak mau berkomentar,karena takut nanti ditafsirkan berbeda. "Saya serahkan saja ke Pemda." (Baca: Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan )
Sebelumnya, FPI berencana menggelar tablig rutin agar warga menolak keberadaan Lurah Susan dan Grace. Kedua lurah itu dianggap tak layak memimpin karena memiliki agama berbeda dibanding mayoritas warga di wilayah mereka. Grace Tiaramudi, seperti halnya Susan, dianggap tak merepresentasikan warga di kelurahan yang dipimpinnya, yang mayoritas muslim. (Baca: Lurah Susan Akan Didemo FPI, Wali Kota Waspada)