Tahun Depan, Monas Bersalin Rupa

Reporter

Jumat, 8 November 2013 05:06 WIB

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berusaha mengambil barang dagangan yang disembunyikan di dalam hiasan taman saat menertibkan Pedagang Kaki Lima di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (11/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan akan memulai pengembangan Kawasan Medan Merdeka termasuk Taman Monumen Nasional (Monas) tahun depan. Rencananya Pemerintah akan membangun jaringan non-motorized transportation bawah tanah di kawasan tersebut.

"Pengembangan kawasan ini mencakup fungsi pertahanan, wisata, dan transportasi," kata Jokowi, sapaan akrab Gubernur, di Balai Kota pada Kamis, 7 November 2013. Untuk fungsi pertahanan, Jokowi tidak mau berkomentar banyak, alasannya masuk rahasia negara. Lebih detail nantinya akan ada lorong yang menghubungkan kawasan Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan, dan Medan Merdeka Timur.

Ketiga lorong ini juga terhubung ke Lapangan Medan Merdeka alias Taman Monas. Lorong ini memfasilitasi para pejalan kaki yang berpindah antar moda transportasi sehingga disebut non-motorized transportation karena fungsinya mirip trotoar.

Jokowi menuturkan pembangunan akan dilakukan tahun depan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah 2014. Hanya untuk besarannya masih disusun karena berkaitan dengan desain pembangunan.

Sebenarnya, ia meneruskan pengembangan kawasan ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 1995 tentang Medan Merdeka. Hanya rancangan saat ini ada perubahan karena akan diintegrasikan dengan MRT dan untuk konsep pengembagan kaki lima.

Pembangunan kawasan monas ini memakan waktu dua tahun. Dimulai dengan penyusunan detailed engginering desaign (DED) kemudian lelang. Pembangunan ruang bawah tanah ini dilandasi Peraturan Gubernur Nomor 167 Tahun 2012 tentang Ruang Bawah Tanah.

Arsitek perancang kawasan ini, Arya Abieta, menjelaskan panjang lorong bawah tanah ini mencapai 1.096 meter persegi. Secara detail ada empat lorong penyeberangan di Medan Merdeka Barat, dua diantaranya terkoneksi dengan Mass rapid Transit.

Kemudian dua lorong di bawah Medan Merdeka Selatan dan dua di bawah Medan Merdeka Timur. Lorong ini menggunakan trevelator, sehingga masyarakat tidak perlu berjalan kaki, seperti menikmati wahana sea world. Masing-masing lorong memiliki panjang sekitar 528 meter persegi.

Kemudian di dalam lorong tersebut akan disediakan lokasi khusus untuk komersial seperti kafe atau kios-kios bagi pedagang. Sehingga ada nilai properti yang bisa dikembangkan di kawasan tersebut. Kawasan komersil ini, jika tidak ada perubahan, akan ditempatkan di ujung lorong atau pintu keluar masuk.

Selain itu, kawasan Monas seluas 82 hektar ini juga akan dilengkapi parkir bawah tanah tiga lantai yang terletak di sisi selatan. Tempat parkir ini memiliki luas sekitar 13.000 meter persegi di tiap lantai. Untuk lantai pertama khusus mobil dengan kapasitas 1.092 unit mobil.

Sedangkan lantai dua dan tiga khusus motor dengan kapasitas masing-masing 768 unit. Tempat parkir ini juga terkoneksi ke Balai Kota DKI Jakarta. Selain itu, jaringan utilitas seperti pipa, serat optik, dan kabel akan ditanam di dalam terowongan tersebut.

Di permukaannya, akan ada panggung terbuka seluas 2.352 meter persegi di sisi selatan dengan latar belakang Tugu Monas. Panggung ini memiliki kapasitas 980 unit tempat duduk.

Jokowi mengatakan bersalin rupanya kawasan Monas ini juga untuk menarik wisatawan dan partisipasi masyarakat di ruang publik. Karena, Jokowi memang berencana memaksimalkan fungsi kawasan Monas sebagai ruang pameran produk kreatif.

Pengamat perkotaan Yayat Supriatna memandang pembangunan ruang bawah tanah malah akan mengurangi daerah resapan air di kawasan tersebut. Selain itu dengan membangun tempat parkir di pusat kota juga akan mendorong orang malah menggunakan kendaraan pribadi.

SYAILENDRA

Baca juga:

SBY Sindir Jakarta Macet, Dishub Bela Jokowi

Apa Sebab Jokowi Diserang Demokrat Soal Macet

Jakarta Macet, Salah Siapa?

Soal Macet Jakarta, Pengamat Bela Jokowi

Berita terkait

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

9 menit lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

4 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

12 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

13 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

13 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

15 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

15 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

17 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

21 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

21 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya