Kru pesawat Hercules mencari awan untuk ditaburi garam dalam pembuatan hujan buatan di langit Dumay, Riau, (1/7). Pembuatan hujan buatan karena masih ditemukan beberapa titik api dalam kebakaran lahan gambut. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah salah satu cara untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Namun, program rekayasa cuaca ini baru dapat dilakukan setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima Surat Pernyatan Siaga Darurat Banjir dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Setelah ada surat maka TMC akan digelar. Kita masih menunggu surat siaga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Rabu, 4 Desember 2013. Sutopo menyatakan, surat siaga baru keluar pada 15 Desember mendatang.
Sejauh ini, Sutopo menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, terkait persiapan antisipasi banjir. Dengan cara mengumpulkan camat dan lurah se-Jakarta. "Dikumpulkan untuk langkah-langkah antisipasi," ujar Sutopo.
Selain itu, BNPB juga menyediakan dana bencana untuk 15 kecamatan sebesar Rp 250 juta per wilayah. Tak hanya kecamatan, kelurahan juga disiapkan dana uang, sebanyak Rp 50 juta sampai Rp 100 juta. "Untuk tiap kelurahan di 89 wilayah," kata dia.
Adapun untuk proyek rekayasa cuaca menelan anggaran sebesar Rp 28 miliar. Anggaran tersebut untuk biaya operasi selama empat bulan, dari Desember 2013 sampai Maret 2014. "Rp 20 miliar dari APBD DKI Jakarta dan Rp 8 miliar dari Dana Siap Pakai BNPB," ujarnya.
Menurut Sutopo, biaya yang digunakan untuk proyek rekayasa cuaca kali ini jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan dampak yang disebabkan banjir. "Kerugian banjir pada 2007 sekitar Rp 3,8 triliun dan Januari-Februari 2013 sekitar Rp 3-4 triliun," kata Sutopo.