Langka, Harga Gas Melon Ikut Naik di Bekasi
Editor
Zacharias wuragil brasta k
Jumat, 6 Desember 2013 04:55 WIB
TEMPO.CO, Bekasi - Setelah kenaikan harga Gas Elpiji 12 Kilogram per 1 Desember 2013 lalu, harga gas Elpiji tiga kilogram atau gas melon di Kota Bekasi, Jawa Barat, turut mengalami kenaikan. "Yang tiga kilogram naik Rp 500 dari agen," kata pengecer gas di Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Apri Harahab, Kamis, 5 Desember 2013.
Apri menyebutkan, kenaikan Rp 500 tersebut terjadi per 1 Desember 2013 lalu, sedangkan untuk gas Elpiji 12 kilogram harga agen naik Rp 5.000. Biasanya agen menjual ke pengecer untuk gas Elpiji 12 Kilogram dengan harga Rp 73 ribu, kini mengalami kenaikan menjadi Rp 78 ribu. "Yang tiga kilogram dari harga Rp 14.500 menjadi Rp 15 ribu," ujarnya.
Karena harga dari agen mengalami kenaikan, dirinya pun menaikkan harga jual kepada konsumen. Untuk gas Elpiji 12 kilogram, ia jual senilai Rp 85 ribu, naik Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 80 ribu. "Untuk yang gas Elpiji 3 kilogram, harga jual tetap Rp 16 ribu," katanya.
Meski demikian, Apri mengatakan, tingkat kebutuhan masyarakat di wilayahnya lebih cenderung kepada gas tiga kilogram. Untuk tokonya, kebutuhan gas melon sehari bisa mencapai 30 unit. Namun, karena pasokan dari agen terus berkurang, sehari hanya menjual 15 unit.
"Gas tiga kilogram langka," katanya. "Padahal kalau dikirim 30 unit bisa habis dalam sehari, tapi sejak sebulan ini hanya dikirim 15 unit, itu pun tiga hari sekali."
Agen Gas di kawasan Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi mengaku pasokan dari Pertamina terus berkurang. Setiap hari, agen dengan nama PT Mekar Abadi Lestari ini dipasok gas Elpiji tiga kilogram sebanyak 120-150 unit. Padahal kebutuhan untuk pengecer di Kota Bekasi setiap hari mencapai 300 unit lebih. "Sekarang dibagi-bagi, karena pasokan sangat sedikit," kata pegawai agen, Hartono.
Situasi yang sama terjadi di Depok. Seorang pemilik sub agen LPG di Jalan H. Asma Wiraya, Beji, Ucok Harahap, mengatakan saat ini terjadi kelangkaan tabung gas 3 kilogram. Kelangkaan karena permintaan masyarakat yang semakin tinggi dan pembatasan kuota dari pusat. "Ini karena pemasaran di wilayah Jakarta dan Depok dibedakan," katanya.
ADI WARSONO | ILHAM TIRTA
Terpopuler
Kata Suami Bu Pur Soal Istana, SBY, dan Istrinya
Heboh Foto Mesra Ariel dan Sophia Latjuba
Gaji Rp 1,7 Miliar, Ahok Tantang Fitra Audit Tabungan
Dikalahkan Metro TV, Dipo Alam Dihukum Rp 250 Juta