”Itu akan lebih baik karena waktu itu kan sama-sama emosi di sebuah acara televisi,” kata Andi Nurpati kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 7 Desember 2013.
Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum ini meminta Ruhut menjalin komunikasi dengan baik dengan Boni Hargens. Meski begitu, Andi pasrah jika Boni tetap ingin memidanakan Ruhut.
Andi Nurpati hanya memberikan pembelaan terhadap Ruhut. Menurut dia, saat itu terjadi salah komunikasi antara Ruhut dan Boni. Ruhut menyebut Boni sebagai pengamat hitam dalam artian selalu menyerang kubu Partai Demokrat dan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Jadi bukan warna kulit atau etnis, beliau (Ruhut) sudah mengklarifikasikan ini,” kata Andi.
Dia juga meminta Ruhut segera melakukan klarifikasi ke internal partai. Salah satunya dengan melihat ulang siaran acara perbincangan di sebuah stasiun televisi swasta tersebut.
Sebelumnya, dalam salah satu acara televisi swasta, Ruhut menyebut Boni sebagai golongan kulit hitam yang harus dilawan. Keduanya hadir bersama dalam acara diskusi mengenai kasus korupsi Hambalang dan Bu Pur.
Menurut Boni, politikus Partai Demokrat itu tak memahami demokrasi secara menyeluruh. “Ruhut telah gagal menjadi manusia demokrat,” kata dia.
Menurut Boni, Ruhut melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi dan Etnis. “Lebih parahnya, ia mengeluarkan kata-kata di depan umum,” kata Boni.