Dua anak berpose di samping Gubernur DKI Jakarta Jokowi usai menyaksikan Pertunjukan seni Gema Nusantara karya Bagong Kussudiardja dalam Perjalanan menjadi Indonesia di TIM, Cikini, Jakarta (28/11). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendukung langkah Dinas Pendidikan yang ingin menghapus pelajaran Bahasa Inggris dari kurikulum sekolah dasar. Jokowi, sapaan akrabnya, menginginkan pelajar SD lebih fokus ke bahasa nasional dan daerah.
"Lebih bagus kalau diarahkan ke Bahasa Indonesia atau muatan lokal bahasa daerah," katanya di Balai Kota, Jakarta Pusat, 13 Desember 2013. Jika orang tua murid ingin anaknya belajar Bahasa Inggris, kata Jokowi, "Ya, mencari kursus di luar."
Jokowi berharap mata pelajaran Bahasa Inggris baru masuk di kurikulum sekolah menengah pertama. "Mulai SMP mungkin bisa Bahasa Inggris masuk, supaya basic-nya itu di Bahasa Indonesia dan ada tambahan mungkin di bahasa daerah," ujar Jokowi.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, beberapa waktu lalu menyatakan pelajaran bahasa Inggris tidak hilang dari mata pelajaran SD. Namun, hanya dijadikan sebagai mata pelajaran esktrakurikuler di SD.
Selain Bahasa Inggris, masih ada dua pelajaran lainnya yang juga dihapus dari kurikulum dan masuk ke mata pelajaran ektrakurikuler, yakni Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).