Gereja Tugu di Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. TEMPO/Zulkarnain
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kampung Tugu, Semper, Jakarta Utara, memiliki tradisi yang dilakukan saat malam Natal. Tradisi ini dilakukan oleh warga yang termasuk dalam Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT) yang rata-rata beragama Protestan.
Menurut Ketua IKBT Alfondo Andries, setiap malam Natal tiba, warga akan melaksanakan tradisi biti singku. Tradisi tersebut adalah tradisi nyekar ke makam keluarga yang terletak di halaman Gereja Tugu. "Malam hari kami nyekar ke makam keluarga," kata dia saat ditemui di Gereja Tugu, Selasa, 24 Desember 2013. (Baca: Natal di Gereja Berusia 263 Tahun )
Dalam tradisi tersebut, seusai mengikuti ibadah kebaktian di gereja, warga Kampung Tugu akan menuju pemakaman di halaman gereja. Pemakaman tersebut merupakan pemakaman khusus bagi warga keturunan Kampung Tugu. Saat datang, warga akan menyalakan lilin serta menaruh karangan bunga di makam kerabatnya. "Seusai kebaktian, warga datang menyalakan lilin," kata Alfondo.
Menurut Alfondo, tradisi ini telah dilakukan dari jaman nenek moyang mereka. "Ini tradisi lama," kata dia. Di makam mereka akan berdoa dalam rangka mengingat kerabat yang telah meninggal. Sepulang dari nyekar, mereka akan pulang ke rumah masing-masing untuk melewati malam Natal bersama keluarga.
Nenek moyang warga Kampung Tugu sendiri adalah bangsa Portugis yang dibuang ke Kampung Tugu saat pemerintahan Indonesia dipegang Belanda. Bangsa Portugis tersebut kemudian menikah dengan warga setempat dan menghasilkan keturunan campuran yang dikenal sebagai warga Tugu.
Simak Rekayasa Lalu Lintas Arus Mudik dan Balik Tahun Baru 2024
29 Desember 2023
Simak Rekayasa Lalu Lintas Arus Mudik dan Balik Tahun Baru 2024
Pengaturan lalu lintas ini berupa pembatasan operasional angkutan barang di jalan tol dan non tol, serta sistem jalur dan lajur pasang surut atau contraflow.