Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi (topi merah) meninjau lokasi banjir dengan menaiki gerobak di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, pada 17 Januari 2013. TEMPO/Tony Hartawan
"Saya banyak dapat laporan dari camat-lurah kalau suku dinas suka lambat," kata Jokowi di hadapan jajaran satuan kerja perangkat daerah di Ruang Balai Agung Balai Kota pada Selasa, 21 Januari 2014. "Betul enggak?" Jokowi bertanya kepada camat-lurah.
Pertanyaan mantan Wali Kota Solo ini langsung disambut teriakan sepakat dari para camat-lurah. Menurut Jokowi, penanganan banjir harus melibatkan seluruh jajaran agar efeknya tidak meluas.
Jokowi mencontohkan lambatnya gerak suku dinas adalah miringnya tanggul Kali Sekretaris di perbatasan Grogol dan Kebun Jeruk, lokasi persis ada di permukiman padat belakang Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. Dia mendapat aduan dari camat soal kemiringan tanggul ini yang belum direspon suku dinas.
Senin, 20 Januari sore, Tempo berkesempatan ikut Jokowi meninjau lokasi tanggul yang miring ini. Tanggul tersebut sudah doyong 30 derajat. Bahkan, ada bagian yang sudah retak sehingga air kali merembes keluar. Ada pipa-pipa besi yang menahan tanggul miring tersebut.
Di hadapan jajarannya, Jokowi menunjukan foto tanggul tersebut. "Kalau yang kayak gini didiamkan saja, hasilnya bisa kaya Latuharhari tahun lalu. Saya enggak mau ada gini-gini lagi," ujarnya.
Tanggul tersebut, Jokowi meneruskan, sudah berumur 12 tahun sehingga tidak kuat menahan terjangan air di Kali Sekretaris. Menurut Jokowi, suku dinas harus responsif jika mendengar hal mendesak seperti ini. "Jangan terlalu prosedural untuk urusan rakyat," ujarnya. Menurut Jokowi, camat-lurah pun harus sigap ketika tidak ada tanggapan. "Bisa langsung ke dinas atau ke saya," ujarnya.