Meski Jokowi Sidak, Aparatur Belum Kapok Juga
Editor
Nurdin Saleh TNR
Selasa, 4 Februari 2014 06:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago, mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo harus terus melakukan kunjungan mendadak untuk mengetahui kinerja bawahannya atau perangkat kerja daerah. Menurutnya, efek blusukan Jokowi--sapaan akrab Joko Widodo--belum menimbulkan efek jera.
“Lebih baik Jokowi terus melakukan kunjungan dadakan dan memonitor kinerja mereka,” kata Andrinof saat dihubungi Tempo, Senin, 3 Februari 2014.
Menurutnya, membuat para aparatur Pemerintah Provinsi DKI responsif dan bergerak dengan inisiatif dalam menghadapi suatu situasi adalah tantangan terberat Jokowi. Sebagian aparatur, kata Andrinof, berdiri sebagai masalah ketimbang solusi. “Karena perilaku ini sudah jadi budaya yang mendarah daging puluhan tahun,” ujarnya.
Untuk itu, kata Andrinof, dengan adanya inspeksi mendadak yang terus dilakukan Jokowi, masyarakat menjadi tahu akan sikap, mental, dan kemampuan para aparatur Pemprov DKI Jakarta. “Ya, paling tidak masyarakat tahu kemampuan aparat tersebut,” ujarnya.
Adapun pengamat kebijakan publik lainnya, Agus Pambagyo, mengatakan efek blusukan Jokowi ke kantor bawahan mantan Wali Kota Solo itu hanya terasa beberapa saat. Menurutnya, perilaku pegawai negeri sipil yang suka terlambat dan tak tepat waktu hingga mangkir dari tugasnya sudah menjadi kebiasaan lama. “Karena memang sudah menahun dan lama, jadi ya begitu, sepekan saja ada efek blusukan Jokowi, setelah itu kembali ke perilaku biasanya,” kata Agus.
Agus menyarankan pemerintah DKI harus menjatuhkan sanksi keras kepada pegawai negeri yang tidak disiplin melalui wali kota sebagai kepala daerahnya. “Karena tidak mungkin setiap hari Jokowi ngider, nanti dia tidak bisa kerja,” ujarnya. “Jadi harus memberikan ultimatum kepada wali kota agar bawahannya dapat berjalan.”
Menurut Agus, cara yang bisa ditempuh pemerintah DKI hanyalah mengawasi dan memberikan sanksi. “Ya, memang warga kita kalau tidak diawasi tidak kerja, ini tidak ada cara lain. Wali kota harus mengawasi dan memberikan sanksi agar ada efek jera,” katanya.
Pada Senin pagi, 3 Februari 2014, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi kantor Wali Kota Jakarta Barat. Tiba pada pukul 08.13 WIB, Jokowi hanya mendapati beberapa petugas. Loket pelayanan yang tampak sepi dari pengunjung,hanya berisi dua-tiga petugas. Jokowi kemudian menuju ruang staf di belakang loket. Lagi-lagi ia mendapati ruangan yang sepi. Meja kerja yang kosong lebih banyak daripada yang terisi petugas.
Sebelumnya, pada 18 Oktober 2013, Jokowi melakukan sidak ke kantor Wali Kota Jakarta Timur. Ia mengecek proses pembuatan surat izin usaha perdagangan di pusat pelayanan terpadu satu pintu. Namun, di ruang Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil-Menengah dan Perdagangan (KUMKMP), Jokowi melihat banyak kursi yang masih kosong, sementara Kepala Suku Dinas KUMKMP tidak ada di tempat.
AFRILIA SURYANIS
Berita Terpopuler
Colek Keluarga Jokowi-Ahok, Bumerang Ani Yudhoyono
Bhatoegana, Ngeri-ngeri Suap dan Kawat Gigi
Eksekutor Feby Lorita Tertangkap di Siantar
SBY Minta Pertimbangan DPR Soal Pecat Azlaini Agus
Jokowi dan Risma Diadu oleh PDIP