Puluhan warga korban banjir melambaikan tangan untuk meminta dievakuasi yang dilakukan Tim SAR Kostrad di Kampung Pulo, Jakarta (30/1). TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mencatat 18.899 jiwa korban banjir di Jakarta Timur terserang berbagai penyakit. Dari jumlah itu, 40 persennya adalah anak-anak.
Kepala Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Yudhita Endah, mengatakan mayoritas pengungsi terkena penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan penyakit kulit, seperti gatal-gatal. "ISPA ada sekitar 30-40 persen dan penyakit kulit sebanyak 20-30 persen," kata Yudhita kepada Tempo, Kamis, 6 Februari 2014. "Sisanya hipertensi dan pegal-pegal."
Menurut Yudhita, penyakit ISPA yang diderita korban banjir didahului dengan gejala pilek dan sakit tenggorokan serta batuk-batuk. "Ini disebabkan karena cuaca. Para pengungsi kehujanan, masuk angin hingga meriang serta flu dan demam," ujarnya.
Sedangkan gatal-gatal, kata Yudhita, disebabkan oleh aktivitas korban banjir, khususnya anak-anak, di genangan air. "Karena air banjir itu sangat kotor jadi terkena penyakit gatal-gatal," katanya.
Dari belasan ribu jiwa pengungsi yang terserang penyakit, 20 di antaranya telah dilarikan ke sejumlah rumah sakit, yakni Rumah Sakit Budhi Asih, RS UKI, RS Polri, dan RS Premier Jatinegara. Sebab, mereka mengalami penyakit berat akibat banjir seperti kejang, demam, diare, tetanus, luka robek, dan memiliki riwayat penyakit stroke dan asma.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
59 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.