Turunkan Atribut Partai, Satpol PP Tunggu Bawaslu  

Reporter

Senin, 17 Maret 2014 05:14 WIB

Sejumlah poster Kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang sudah dicat di Kawasan Asemka, Jakarta, Selasa (21/8). TEMPO/Seto wardhana

TEMPO.CO , Jakarta:- Seluruh partai politik peserta Pemilu 2014 sudah memulai pelaksanaan kampanye sejak Ahad 16 Maret 2014i. Orasi terbuka hingga pemasangan atribut kampanye sudah nampak meramaikan sudut kota termasuk Jakarta.

Pantauan Tempo, di kawasan Taman Suropati Jakarta Pusat, bendera partai berlambang kepala banteng nampak berjajar di pohon-pohon di sekeliling taman. Padahal, menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2013 tentang atribut kampanye, fasilitas umum seperti taman kota dilarang dipasangi atribut kampanye.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso mengatakan pihaknya tak bisa langsung menurunkan atribut kampanye yang melanggar. "Harus menunggu perintah dari Badan Pengawas Pemilu," kata Kukuh kepada Tempo Ahad 16 Maret 2014.

Menurut Kukuh, sejak tiga minggu yang lalu sudah mulai memasuki masa pemilu sehingga aturan yang diterapkan berdasarkan KPU. Pihaknya tak bisa menurunkan tanpa perintah dari Bawaslu untuk menghindari konflik antar kelompok.

Meski demikian, menurut Kukuh, petugas di lapangan selalu melaporkan setiap ada temuan atribut yang melanggar. "Nanti diproses dulu oleh Bawaslu dan KPU, kalau turun perintah kami siap turunkan," kata dia.

Dari laporan tersebut, kata Kukuh, Bawaslu akan meneruskannya ke pihak KPU. "Nanti KPU yang memutuskan memberi sanksi bagi partai bersangkutan," ujarnya.

NINIS CHAIRUNNISA

Berita terkait
Jalan Protokol dan Taman Kota Harus Bebas Atribut Kampanye
179 Ribu Alat Peraga Kampanye Dicopoti
Pasang Gambar Dekat Masjid, PPP Kena Semprit

Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya