Wagub DKI Jakarta, Ahok menyalami peserta kegiatan merakit robot di Mal Ciputra, Jakarta (11/5). Sebanyak 1000 siswa TK dari 140 TK se-Jakarta berpartisipasi dalam acara ini. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana memindahkan anak-anak tidak mampu ke sekolah berasrama agar mereka nyaman belajar. Menurut Ahok--sapaan akrabnya, program Kartu Jakarta Pintar saja tidak cukup. "Kartu Jakarta Pintar tidak akan guna bagi anak-anak itu. Dia mau belajarnya gimana?" kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 1 April 2014. (baca juga: Ahok Perketat Dana Rehab Sekolah)
Alasannya, Ahok mencontohkan warga di Johar Baru yang tinggal berdesakan. "Satu meter persegi bisa ditinggali 17 orang," katanya. Kondisi itu tidak memungkinkan anak-anak untuk belajar. Permasalahannya adalah sekolah unggulan biasanya memiliki standar kecerdasan yang lebih tinggi yang menyebabkan sulit bersaing dengan anak tidak mampu. Menurut Ahok, jika berdasarkan IQ, anak-anak tidak mampu akan sulit bersaing dengan anak-anak mampu yang sanggup untuk makan sehat dan mengikuti kursus. Ia ingin anak-anak tidak mampu itu bisa masuk sekolah unggulan tanpa harus bersaing secara standar IQ. Itu sebabnya, Ahok ingin mengubah agar penerimaan siswa di sekolah berasrama tidak menggunakan sistem IQ lagi. "Tapi kami tes berapa listrik yang mereka bayarkan," katanya.
Ahok pun mengungkapkan keinginannya membangun sekolah unggulan baru, khususnya di luar Jakarta. "Jadi, kamarnya di sana lebih luas dari rumahnya," katanya. Dengan begini, menurut ia, anak-anak bisa belajar lebih baik, sehingga mampu memperbaiki nasibnya. (baca juga: Jokowi: Pendidikan Tidak Hanya Sekolah Gratis)