Jakarta Selatan Darurat Tempat Pembuangan Sampah

Reporter

Sabtu, 12 April 2014 14:33 WIB

Petugas mengangkut sampah-sampah yang berserakan ke dalam truk sampah di kawasan Monas, Jakarta, (1/1). Sampah tersebut ditinggalkan oleh masyarakat usai perayaan kemeriahan pergantian tahun baru 2014. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi beberapa tempat di Jakarta Selatan terlihat memprihatinkan karena tumpukan sampah. Kondisi ini disebabkan kurangnya tempat pembuangan sampah (TPS) yang disediakan pemerintah untuk menampung sampah sementara.

Di beberapa wilayah yang dipantau Tempo, misal Pasar Minggu, terdapat banyak tumpukan sampah, bahkan terlihat jelas dari Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tumpukan tersebut luasnya bervariasi, dari 4 x 3 meter di dekat Stasiun Pasar Minggu hingga yang memiliki ketinggian hampir 2 meter di dekat Stasiun Tanjung Barat.

Kondisi ini ternyata tak hanya mencakup Pasar Minggu, bahkan ditemui di selurusan rel hingga Lenteng Agung. Di sekitar Jalan Lontar, gunungan sampah di TPS bahkan lebih tinggi dari tempat-tempat lain.

"Di sini memang resmi. Cuma, masalahnya, hampir satu kecamatan menampung di sini," ujar Sasno, 32 tahun, petugas kebersihan Kelurahan Lenteng Agung, Sabtu, 12 April 2014. Idealnya, menurut dia, tiap kelurahan memiliki satu tempat pembuangan sampah sendiri. "Jadi, enggak numpuk di sini. Kalau sudah begini, diprotes warga," katanya.

Hal ini dibenarkan oleh Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli. Dia menyatakan sudah ada banyak laporan dari warga mengenai TPS tersebut. "Namun belum ada respons dari Suku Dinas (Kebersihan)," ujarnya. Warga, menurut dia, mengeluhkan dua hal: tumpukan sampah akibat tampungan dari wilayah lain dan lambatnya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir.

Di Kelurahan Jagakarsa, Tempo menemui Triono, 42 tahun, petugas kebersihan wilayah tersebut yang sedang menarik gerobak sampah dengan sepeda motornya. "Mau dibuang di Lontar (Lenteng Agung)," ujarnya. Dia menyatakan wilayahnya memang tidak ada TPS khusus seperti di Lontar.

"Sudah disampaikan ke lurah, tapi sampai sekarang belum disediakan," ujarnya. Padahal, ada dua hal yang menguntungkan dari adanya TPS di tiap kelurahan. "Sampah enggak bakal numpuk di satu tempat, terus enggak perlu jauh-jauh. Mau buang sampah aja mesti repot," ujarnya sambil tertawa.

Lurah Jagakarsa belum bisa dikonfirmasi hingga siang ini. Namun dari pantauan Tempo, di wilayah asri ini memang tak terlihat adanya area sampah yang cukup tinggi dan luas untuk bisa disebut TPS.

Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan menyatakan memang ada dilema dalam pembangunan TPS di tiap keluarahan. "Selalu ada protes dari warga," ujar Nurrizal, staf Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan kepada Tempo. Menurut dia, salah satu hal yang terjadi di Jagakarsa, Pasar Minggu, dan Lenteng Agung juga seperti itu.

"Akhirnya, warga cari tempat lapang di mana saja, buang sembarangan," ujarnya. Ia menyatakan memang perlu ada pendekatan dari pihaknya agar warga rela di tiap wilayahnya diperuntukkan sebagai TPS. "Karena memang idealnya satu TPS satu kelurahan."

Namun, kata dia, TPS lebih baik dibangun secara legal dan berdasar pada kesediaan warga sekitar. "Jangan seperti di Kebagusan (Jakarta Selatan) kemarin-kemarin," ujarnya. Hal tersebut pernah diliput Tempo, yakni munculnya gunungan sampah seluas 15 x 7 meter di Jalan Kebagusan Raya. Tinggi gunungan sampah tersebut mencapai 3-4 meter dan digunakan untuk menampung sampah dari Pondok Pinang. "Ternyata itu ilegal. Sudah kami tutup dan sampahnya ditimbun," ujar staf kebersihan Kelurahan Kebagusan kepada Tempo.

Namun ia membela diri dan instansinya, dengan mengatakan tak semua daerah di Jakarta Selatan darurat sampah. Salah satu daerah, Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, bahkan kini dijadikan percontohan skala nasional. "Di sana, selain ada TPS sendiri, juga punya bank sampah yang dikelola mandiri, alat dan prasarana juga lengkap," ujarnya.

Dalam kunjungan Tempo awal tahun lalu, Rawajati memang masuk kateogri komplet dalam penanganan sampah. Mereka punya bank sampah lengkap dengan mesin penggiling sampah organik, sumber daya kreatif yang mendaur ulang sampah plastik, rumah hijau, dan gerobak sampah sepeda motor. Harapan Nurrizal, pada akhir tahun ini, minimal tiap kelurahan di Jakarta Selatan bisa punya sistem penanganan sampah seperti di Rawajati.


M. ANDI PERDANA




Berita Terpopuler
Jokowi: Gubernur-Wagub Cuti DKI Tetap Jalan
Camat dan Lurah Bekasi Dapat Jatah Mobil Baru
Jokowi: Gubernur-Wagub Cuti DKI Tetap Jalan
Green House, Proyek Pribadi Jokowi di Jakarta

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

16 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

52 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

21 Februari 2023

Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

Bapanas bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Hero Supermarket meluncurkan program Food Rescue.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

PSI Soroti Setoran Deviden Jamkrida Jakarta yang Terus Turun

3 Agustus 2022

PSI Soroti Setoran Deviden Jamkrida Jakarta yang Terus Turun

PSI Jakarta mendorong Jamkrida Jakarta memanfaatkan penambahan modal dasar untuk memperbaiki kondisi perusahaan yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya