Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengungkapkan William James Vahey, mantan guru di Jakarta International School yang berhenti pada 2002, pernah masuk penjara dan menjadi buronan FBI terkait dengan kasus pedofilia dan diduga lebih dari 90 orang menjadi korbannya. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sekolah Jakarta International School Timothy Carr mengaku tak mengenal William James Vahey. Namun ia memuji rekam jejak Vahey yang panjang.
"Orang itu memang luar biasa. Tindakannya bisa tak terungkap dalam waktu yang sangat lama," kata Carr pada wawancara khusus yang dimuat dalam laporan utama majalah Tempo pekan ini. Ia mengetahui Vahey dari situs FBI dan pemberitaan.
Vahey pernah mengajar sosiologi di JIS pada periode 1992-2002. Selama sepuluh tahun itu, ia diduga telah melecehkan banyak bocah. Salah satu yang mengaku menjadi korbannya adalah Zainal, salah satu tersangka penyodomi murid Taman Kanak-kanak JIS. (Baca: Kasus Pedofilia di Indonesia Tertinggi di Asia)
Saat mengajar di JIS, Vahey sudah berstatus buronan FBI. Dia kemudian berkeliling Asia dengan menyaru sebagai pengajar. Diduga, selama pelariannya sejak 1972, warga negara Amerika Serikat itu tetap mencari mangsa. Dalam penghitungan FBI, Vahey telah memangsa sedikitnya 90 bocah.
Carr masuk ke JIS pada 2010. Itu sebabnya ia tidak mengetahui bagaimana sikap dan perilaku Vahey selama mengajar di JIS. Dari survei internal pihaknya, JIS belum menemukan indikasi ada korban Vahey di sekolah itu. "Tidak ada catatan khusus kekerasan seksual sewaktu dia di sini," kata Carr.
Itu sebabnya Carr berjanji akan bekerja sama dengan FBI. Pihaknya pun sudah menyewa detektif swasta untuk menelusuri apa yang terjadi di dalam JIS. "Kalau ada yang menjadi korban Vahey, silakan melapor kepada kami," ujarnya. (Baca: Murid JIS Trauma Petugas Kebersihan) TIM TEMPO