TEMPO.CO, Bekasi - Sekitar 30 orang dari kelompok organisasi masyarakat mendatangi Masjid Al-Misbah, tempat peribadatan Ahmadiyah di Jalan Pangrango, Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi. Mereka datang meminta pengajian dibubarkan.
"Mereka berteriak minta pengajian dibubarkan," kata juru bicara Ahmadiyah, Deden Sujana, pada Tempo, Ahad, 11 Mei 2014. Aksi mereka dilakukan di luar gerbang masjid yang berdiri sejak tahun 80-an tersebut. (Baca: Massa Bakar Al-Quran di Masjid Jemaat Ahmadiyah)
Menurut Deden, kelompok itu bukan dari warga sekitar. Pasalnya, dia mengenal betul setiap warga yang tinggal di sekitar lokasi masjid. Meski demikian, ia tetap menolak permintaan kelompok tersebut untuk membubarkan pengajian. "Kalau kami salah, biar aparat atau pemerintah yang membubarkan," kata Deden.
Aksi itu baru redam setelah dua orang perwakilan dari kelompok tersebut berdiskusi dengan warga Ahmadiyah. Deden meminta, agar kelompok tersebut mengadukan kepada pemerintah setempat atau aparat penegak hukum. Sehingga, tak bertindak sendiri, karena rentan terjadi aksi anarkis.
Saat ini di sekitar gang masuk ke dalam masjid dijaga puluhan aparat kepolisian. Sedangkan, pengajian di dalam masjid sudah selesai sejak pukul 15.00 WIB. Di dalam masjid sendiri terdapat sekitar 70 warga Ahmadiyah yang terdiri dari kaum ibu-ibu dan anak-anak. "Bapak-bapaknya hanya mengantarkan," kata Deden. (Baca juga: Gubernur Sulsel Larang Ahmadiyah Beraktivitas Saat Idul Fitri)
ADI WARSONO
Berita terpopuler:
Ingin Jadi Cawapres, Ical Kejar Mega ke Bali
Jokowi: Saya Memang Belum Pernah Jadi Presiden
Pro-Jokowi Laporkan 'RIP Jokowi' ke Polisi
Hujatan Video Mulan Jameela di YouTube
Berita terkait
Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran
6 Juni 2018
Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.
Baca SelengkapnyaAhmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998
21 Mei 2018
Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.
Baca SelengkapnyaAhmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok
21 Mei 2018
Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.
Baca SelengkapnyaPerusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang
21 Mei 2018
Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.
Baca SelengkapnyaSetara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab
20 Mei 2018
Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.
Baca SelengkapnyaSekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB
20 Mei 2018
Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.
Baca SelengkapnyaJemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam
25 Juli 2017
Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.
Baca SelengkapnyaWarga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP
24 Juli 2017
Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.
Baca SelengkapnyaTjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong
24 Juli 2017
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.
Baca SelengkapnyaHuman Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan
14 Juni 2017
Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.
Baca Selengkapnya