TEMPO.CO, Jakarta - Tiga guru Jakarta International School (JIS) berinisial ED, NB, dan FT diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya hari ini. Direktur Reserse Kriminal Umum, Komisaris Besar Heru Pranoto, mengatakan pemeriksaan dilakukan di Polda Metro Jaya.
Meski begitu, pihaknya belum melakukan pemeriksaan kesehatan ketiganya. "Pemeriksaan sebagai saksi di Polda, tidak ada pemeriksaan kesehatan di RS Polri hari ini," kata Heru kepada Tempo, Senin, 23 Juni 2014. Namun, dia tidak menjelaskan mengapa ketiga guru tersebut tidak diperiksa kesehatannya. (Baca: Kekerasan Seksual, 3 Guru JIS Diperiksa)
Heru menjelaskan ketiga guru JIS diperiksa terkait dengan kasus dugaan kekerasan seksual terhadap murid-murid Taman Kanak-kanak JIS. Ada tiga murid yang melaporkan dugaan kekerasan seksual itu, yakni AK, 6 tahun, AL, 6 tahun, dan DA, 6 tahun.
AK dan DA sudah diperiksa di Polda Metro Jaya. Kepada penyidik, keduanya menyatakan bahwa ada pelaku lain yang bukan berasal dari pekerja kebersihan sekolahnya. "Jadi diduga ada pelaku lain, yang bukan termasuk dari enam orang tersangka pegawai alih daya," ujar Heru.
Pelaku lain itu, diduga guru pengajar. "Ini yang sedang kami dalami dengan memeriksa guru-guru itu," kata dia. Pada 9 Juni 2014, penyidik melimpahkan berkas kasus kekerasan seksual dengan korban AK. Dalam berkas itu ada enam orang tersangka yang merupakan pegawai kebersihan sekolah tersebut.
Mereka adalah Agun Iskandar, 25 tahun, Virziawan Amin, 20 tahun, Afriska, 24 tahun, Zaenal, 28 tahun, Syahrial, 20 tahun, dan Azwar, 27 tahun. Namun, Azwar tewas bunuh diri setelah ditetapkan sebagai tersangka pada Sabtu, 26 April 2014. (Baca: Tersangka Kasus JIS Bunuh Diri di Toilet Polda)
Sebelumnya, juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan pemeriksaan tiga guru JIS hari ini akan dilakukan di dua tempat, yakni Mapolda dan RS Polri. Menurutnya, selain melakukan pemeriksaan lisan di Mapolda Metro Jaya, polisi juga akan memeriksa kondisi medis para guru JIS di RS Polri Kramat Jati.
AFRILIA SURYANIS
Berita terkait
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi
36 hari lalu
Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.
Baca SelengkapnyaTanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya
39 hari lalu
Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set
41 hari lalu
Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.
Baca SelengkapnyaFakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang
42 hari lalu
Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual
44 hari lalu
KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi
55 hari lalu
Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti
1 Maret 2024
Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaDatangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
29 Februari 2024
Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik
29 Februari 2024
Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.
Baca SelengkapnyaYayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan
27 Februari 2024
Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual
Baca Selengkapnya