Kabupaten Tangerang Kekurangan Dokter Puskesmas  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 25 Juni 2014 04:31 WIB

Ilustrasi kesehatan/Berobat/Dokter/Perawat. triarc.co.za

TEMPO.CO , Jakarta:Pemerintah Kabupaten Tangerang saat ini mengalami krisis tenaga medis untuk ditempatkan di 43 Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah. Minimnya tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis ini mulai menganggu pelayanan kesehatan di puluhan Puskesmas yang tersebar di 29 Kecamatan di wilayah tersebut."Kami masih sangat kekurangan tenaga medis,"ujar Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen, Selasa 24 Juni 2014.

Tenaga medis yang sangat dibutuhkan saat ini, menurut Zaki, terdiri dari dokter spesialis dan bidan. Pemerintah Kabupaten Tangerang, kata dia, telah melakukan berbagai upaya agar posisi tenaga medis yang dibutuhkan bisa terpenuhi.

Salah satunya dengan cara menambah jumlah formasi untuk tenaga kesehatan setiap ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil."Tapi peminatnya sedikit sekali, kami tidak tahu mengapa sedikit sekali dokter yang mau bekerja di pemerintahan," katanya.

Bahkan, Zaki melanjutkan, untuk merangsang agar para dokter mau menjadi PNS di Kabupaten Tangerang, ia saat ini sedang mengkaji rencana menaikan intensif para pegawai di bidang kesehatan tersebut."Ada rencana kesana, tapi sedang di kaji dan dilihat kemampuan ABPD," kata Zaki.

Minimnya peminat tenaga kesehatan ini, diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Naniek Isnaendi. Menurutnya, hal ini terlihat dari jumlah pendaftar CPNS pada tahun lalu. "Cuma 45 orang pendaftarnya,"kata Naniek. Hal ini sangat berbeda dengan peminat CPNS dari jalur umum. Ketika tes, kata dia, hanya 15 orang yang menjadi peserta. "Itupun dari 15 orang, hanya 10 yang mengembalikan formulir, padahal 30 tempat tersedia," kata Naniek.

Kebutuhan tenaga medis yang paling mendesak saat ini, menurut Naniek, adalah dokter yang ditempatkan di Puskesmas. Saat ini, kata Naniek, 43 Puskesmas rata rata hanya diisi 2-3 dokter. "Padahal idealnya, setiap Puskesmas tersedia 5 dokter,"katanya. Apalagi, ia melanjutkan, dari 43 Puskesmas yang ada di Kabupaten Tangerang 11 diantaranya bersertifikasi ISO, 7 rawat inap, 6 melayani persalinan dan 30 non rawat inap sangat membutuhkan banyak dokter.

Bahkan, kata Naniek, ada sebuah Puskesmas yang baru ditinggal pindah dokter spesialis kandungan yang membuat layanan kesehatan di Puskesmas itu sempat terganggu.Naniek berharap ada solusi yang cepat dalam menuntaskan masalah krisis tenaga kesehatan di Kabupaten Tangerang ini.

Secara terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tangerang Yani Sutisna mengatakan sudah mengirimkan analisa beban kerja ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Perlima tahun, kata Yani, butuh 10 ribu lebih pegawai untuk mengisi persyaratan formasi dari umum. "Pusat meminta kami untuk membuat analisa kebutuhan pegawai untuk formasi unum yang dilampirkan dengan analisa beban kerja dan jabatan. Masalah dipenuhi kekurangan pegawainya atau tidak kami tidak tahu," katanya.

Hingga kini, kata Yani, prioritas Kabupaten dalam memenuhi kebutuhan pegawai masih mengutamakan tenaga medis dan tenaga pendidik atau guru. Untuk tenaga kesehatan yang ada dari kebutuhan 2.212 orang, baru tersedia 1.276 orang."Kurang 936 orang."

JONIANSYAH
Berita Terpopuler:
Akil Mochtar Minta Kewarganegaraan Dicabut

Jokowi Presiden, Risma Tak Mau Jadi Wakil Ahok

Diduga Menipu, Bos Cipaganti Ditahan Polisi







Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

54 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Massa dari Berbagai Organisasi Profesi Turun ke Jalan Tolak RUU Kesehatan

5 Juni 2023

Massa dari Berbagai Organisasi Profesi Turun ke Jalan Tolak RUU Kesehatan

Massa dari berbagai organisasi profesi yang berunjuk rasa di Gedung DPR hari ini menolak pembahasan RUU Kesehatan di DPR.

Baca Selengkapnya

Alasan Dokter Enggan Ditugaskan di Daerah Terpencil

25 Mei 2023

Alasan Dokter Enggan Ditugaskan di Daerah Terpencil

Ketua umum PB-IDI menyebut sejumlah alasan dokter enggan bekerja di wilayah pedesaan dan terpencil sehingga berdampak pada layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Pemicu Banyak Negara Kekurangan Tenaga Kesehatan

29 April 2023

Pemicu Banyak Negara Kekurangan Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang kurang menjadi masalah berbagai negara di dunia, bukan hanya di Indonesia. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

IDI Minta Pembahasan RUU Kesehatan Disetop, Ini Alasannya

10 April 2023

IDI Minta Pembahasan RUU Kesehatan Disetop, Ini Alasannya

IDI mendesak pembahasan RUU Kesehatan disetop karena alasan perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dan tenaga medis.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT, Pangkas Pelaporan Kesehatan dari Puskesmas

28 Februari 2023

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT, Pangkas Pelaporan Kesehatan dari Puskesmas

SATUSEHAT adalah salah satu cara Kemenkes mengintegrasikan data rekam medis pasien ke dalam satu platform Indonesia Health Services.

Baca Selengkapnya

Konser Dewa 19 di JIS, 170 Tenaga Medis dan 10 Ambulans Disiapkan

4 Februari 2023

Konser Dewa 19 di JIS, 170 Tenaga Medis dan 10 Ambulans Disiapkan

Konser Dewa 19 di JIS akan dimulai pukul 17.00 hingga 23.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Meski Dilarang PBB, Tenaga Medis asal Korea Utara Mulai Bekerja di RS Libya

15 Januari 2023

Meski Dilarang PBB, Tenaga Medis asal Korea Utara Mulai Bekerja di RS Libya

Penempatan mereka di Libya melanggar resolusi PBB yang berlaku pada 2019, yang melarang pekerja Korea Utara bekerja di luar negeri.

Baca Selengkapnya