Puluhan warga mengantri untuk membeli paket sembako murah dengan harga Rp 35.000 yang di gelar Dinas Koperasi Jawa Tengah di halaman kantor Gubernur, jalan Pahlawan, Semarang(16/7). Warga memburu stand yang menjual paket sembako murah untuk keperluan lebaran. Tempo/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Bogor - Ratusan warga yang sebagian besar perempuan diduga menjadi korban penipuan program arisan Lebaran. Mereka mendatangi rumah koordinator arisan, Pipin, 35 tahun, yang tinggal di Kampung Pesantren, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, dan menuntut agar uang arisannya kembali.
Seorang warga yang menggeruduk rumah koordinator arisan Lebaran, Siti Aisyah, 45 tahun, mengatakan sudah menyetorkan duit arisan selama satu tahun. "Kami meminta kejelasan pencairan dana yang hingga kini belum diberikan," kata Siti, Jumat, 25 Juli 2014.
Menurut Siti, duit arisan warga yang belum dicairkan mencapai Rp 175 juta. "Janjinya uang arisan Lebaran akan cair satu minggu lalu. Namun, hingga tiga hari sebelum Lebaran tidak ada kejelasan," kata dia. "Sekarang kita sangat perlu dengan uang ini karena untuk biaya Lebaran."
Lantaran Pipin tak kunjung keluar rumah, warga berteriak-teriak sampai menggebrak pintu rumah. Setelah para ibu ini "mengamuk", Pipin akhirnya keluar dan menangis. Dia meminta waktu pembayaran sampai lima hari ke depan. "Saya sudah 26 tahun menjalani bisnis seperti ini, tidak pernah ada masalah," kata Pipin.
Pipin mengaku sudah menyetorkan uang arisan Lebaran ibu-ibu tadi ke pasangan suami istri bernama Muhsin dan Lastri untuk kemudian disetorkan ke bank. Namun saat ditagih, pasangan tersebut mengatakan dananya sudah dipakai untuk modal usaha. "Tapi saya tidak tahu usaha apa," kata Pipin. Warga berencana melaporkan kasus ini ke polisi.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
10 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.