Tanggul raksasa atau Giant seawall Saemangeum di Korea Selatan. (koreaittimes)
TEMPO.CO , Jakarta:Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Taiyoung Cho menawarkan kerja sama pembuatan masterplan pembangunan tanggul laut raksasa di Teluk Jakarta. Setelahnya, ia berharap negaranya juga dapat melanjutkan kerja sama itu hingga tahap pembangunannya.
"Kami berharap kerja samanya bisa berlanjut hingga implementasi," kata Taiyoung di Balai Kota, Rabu, 17 September 2014.
Taiyoung menuturkan, Tanggul Laut Saemangeum sepanjang 33,9 kilometer sudah beroperasi sejak 2010. Tanggul ini mengalami proses pembangunan yang amat panjang lantaran sempat menerima penolakan dari aktivis lingkungan. Masalah ini, kata dia, serupa dengan yang dihadapi proyek pembangunan Tanggul Laut Raksasa di Teluk Jakarta.(Baca: Ahok Belajar Pertanian di Lahan Reklamasi Korsel)
Saat ini, Taiyoung mengatakan, lahan hasil reklamasi dimanfaatkan untuk kawasan industri dan pertanian. Konsep ini akan diperkenalkan saat kunjungan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke Korea Selatan. Konsep pengelolaan agrobisnis rencananya juga akan diterapkan pada 17 pulau yang akan direklamasi di lokasi yang sama.
Menurut Taiyoung, Jakarta memerlukan tanggul untuk menambah pasokan air bersih bagi warga kota. Proses pembangunannya dipelajari dari para ahli yang terlibat langsung dalam proses pembangunannya. Perwakilan pemerintah Korea Selatan telah menghadiri dua kali rapat dengan Pemerintah DKI. "Sudah ada pembahasan bersama," ujarnya.
Di kesempatan yang berbeda, Ahok mengatakan kunjungannya bertujuan membahas cara Pemerintah Korea Selatan mengegolkan pembangunan tanggul laut dan reklamasi lahan. Pengelolaan setelah lahan reklamasi rampung dibangun juga menjadi prioritasnya saat mengunjungi Negeri Ginseng itu. "Kami mau lihat penanganan mereka bagaimana," ujar Ahok. LINDA HAIRAN