TEMPO Interaktif, Jakarta:Polda Metro Jaya memeriksa sembilan anggota Forum Betawi Rempug (FBR). Mereka diserahkan Polres Jakarta Pusat, Kamis (28/3) malam. Menurut Kepala Direktorat Reserse Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Bambang Hendarso Danuri, ada kemungkinan akan memanggil Ketua Umum FBR Fadzoli El Muhir. “Tergantung pemeriksaan,” kata Bambang kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jum’at (29/3). Direktorat Reserse Polda tengah memeriksa Syuadi, Amat Gunarso, Yayat Ardian, Wartono, Guntur, Dedi Bahtiar, Toh Ani, Endang, Daniel Al Haz. Disamping anggota FBR ini polisi juga meminta anggota Urban Poor Consortium (UPC) Sarpin untuk menjadi saksi dalam kasus yang menimbulkan korban di pihak UPC. Sarpin mengakui, dari tujuh orang yang diperlihatkan polisi di ruang kaca merupakan anggota FBR yang ikut menghajar mereka. Sarpin tidak mengetahui selainnya. Dari tujuh orang yang diperlihatkan polisi, semuanya disangka merupakan pelaku pemukulan. “Teman-teman UPC melihat mereka ada di lapangan melakukan kekerasan,” ujarnya usai pemeriksaan di Polda. Di tempat terpisah Kepala Dinas Penerangan Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Anton Bachrul Alam, menyatakan akan menindak tegas pelaku pengrusakan dan penganiayaan di kantor Komnas HAM. “Tapi sayangnya kasus seperti ini biasanya kelemahannya dalam mencari saksi,” ujarnya di ruang kerjanya di Polda Metro Jaya. Oleh karena itu, dia meminta jika memang ada wartawan yang bersedia menjadi saksi atau foto maupun video saat peristiwa itu terjadi bisa menyerahkannya sebagai barang bukti. Seperti diketahui massa FBR menyerang warga miskin kota yang dikoordinir UPC di kantor Komnas HAM, Kamis (28/3) siang. Di pihak UPC banyak berjatuhan korban diantaranya C. Simorangkir, 60 tahun, Benarta P, 37 tahun, Kasum, 40 tahun, Yahmin, 40 tahun, Abdul Majid, 40 tahun, Bambang, 30 tahun, Wiwit, 37 tahun, K. Silalahi, 35 tahun, Kanny, 27 tahun, Junaedi, 12 tahun, Ditasari, 35 tahun, Nur Johan, 30 tahun, Sundri, 45 tahun, Mulyono, 36 tahun. Mereka juga merusak mobil bernomor polisi B 9527 KA berisi seperangkat sound system untuk berunjuk rasa. (Anggoro Gunawan-Tempo News Room)