TEMPO.CO, Bogor - Diduga karena sakit, Iiman Kianari, 59 tahun, warga Jalan Bukit Duri No. 389, RT 08 RW 01, Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, meninggal di dalam taksi Express Group bernomor polisi B-1576-BTA dalam perjalanan menuju rumah anaknya di Kelurahan Sukasari II, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa petang, 2 Desember 2014.
Agus Gustian, 44 tahun, sopir taksi, mengatakan korban yang meninggal dengan posisi duduk di kursi belakang itu naik dari Tebet dan meminta diantar ke anaknya yang tinggal di Sukasari, Bogor, "Dia naik dari Tebet, sekitar jam 15.00," katanya. (Baca: Setelah Dipijat, Warga Bogor Tewas dalam Taksi)
Namun, Agus mengungkapkan, dalam perjalanan, korban sempat muntah, wajahnya memucat, mengeluarkan keringat dingin, dan sempat mengeluh sakit. "Korban meminta maaf kepada saya karena dia sedang sakit, dan bilang sama saya bapak tidak geli kan karena saya muntah," kata Agus, menirukan perkataan korban.
Bahkan, kata Agus, korban mengaku sering muntah mendadak karena dirinya punya penyakit jantung. "Maknya saya memberi kantong plastik, dan korban pun meminta agar laju kendaraan yang saya bawa jangan terlalu kencang," ujarnya.
Agus menuturkan, dalam perjalanan di tol Jagorawi, korban sempat menghubungi seseorang melalui telepon selulernya, dan mengabarkan tidak jadi menggunakan KRL. "Beberapa saat setelah menghubungi keluarganya, korban sempat muntah lagi di sekitar Cibinong, dan setelah itu korban tertidur. Namun, setelah dicek di sekitar Sentul City, korban ternyata sudah tidak bernapas."
Karena sopir menduga korban sudah meninggal, dirinya pun berinisiatif membawa korban yang sudah dalam keadaan membiru dan mulai kaku ini ke Polsek Bogor Timur. "Saya tidak mau disalahkan, makanya saya langsung ke Polsek," tuturnya.
Kejadian seperti ini, Agus menambahkan, merupakan kejadian yang kedua. Dua pekan lalu, penumpangnya meninggal di dalam taksinya. "Penumpang saya meninggal di taksi. Saat itu penumpang suami-istri. Suaminya meninggal dengan kondisi serupa."
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Bogor Timur, Ajun Komisaris Suharto, mengatakan pihaknya langsung menghubungi keluarga yang ada di Bogor melalui telepon seluler korban. "Korban meninggal diduga karena sakit, anaknya sudah kita hubungi dan sudah datang ke Polsek. Oleh anaknya, korban dibawa ke rumah sakit untuk memastikan kematianya," ucapnya.
M SIDIK PERMANA
Berita terkait
Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
3 jam lalu
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Baca SelengkapnyaSyarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya
19 jam lalu
Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
1 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
1 hari lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
1 hari lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
2 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaKorlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
2 hari lalu
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.
Baca SelengkapnyaKorlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri
2 hari lalu
Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
2 hari lalu
Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota
2 hari lalu
Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.
Baca Selengkapnya