Ini Cara Polisi Meringkus Perampok di Taksi Putih
Editor
Nur Haryanto
Senin, 8 Desember 2014 19:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Kepolisian Sektor Setiabudi dibantu Kepolisian Daerah Metro Jaya berhasil meringkus pelaku perampokan di dalam taksi yang terjadi di kawasan Kuningan dan SCBD, Jakarta Selatan, pada akhir November 2014.
Kepala Kepolisian Sektor Setiabudi Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan tersangka diburu dengan modal keterangan korban. Semula, penyidik akan menggunakan sketsa wajah pelaku untuk melakukan pencarian. "Sketsa wajah dipertimbangkan," ujarnya.(Baca: Ahok Berbagi Tip Aman Pakai Taksi)
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan pemburuan tersangka lebih menggunakan keterangan korban yang mengatakan bahwa pelaku masih berusia muda. "Masih berdasarkan keterangan saksi korban," katanya kepada Tempo, Jumat, 5 Desember 2014. (Baca: Ahok Akan Cabut Izin Taksi Kriminal)
Selain itu, menurut data Polda Metro Jaya, modus perampokan di taksi ini mirip dengan modus 16 kasus sama yang terjadi pada 2013. "Kasusnya mirip sekali, jadi kami dalami lagi file-nya, apakah pelaku yang sudah ditahan sudah bebas dan merekrut orang baru," ujar Rikwanto.
Rikwanto menjelaskan, dari hasil penyelidikan sementara, taksi putih yang digunakan para pelaku untuk merampok bukan bagian dari armada perusahaan Express Group. "Penyidik sudah melakukan pengecekan langsung di pulnya, sopirnya ada dan taksinya juga ada. Jadi, bukan dari perusahan taksi Express," ujarnya. (Perampokan di Taksi, Begini Ciri Pelakunya)
Menurut dia, pada taksi Express yang asli terdapat pelat baja di bagian bagasi, sehingga orang yang berada di dalamnya tak dapat menembus jok belakang. "Korban yang mengalami kejadian di Kuningan sudah kami pertemukan dengan sopir dan taksinya. Dia bilang pelakunya muda, sedangkan ini sopirnya sudah tua," ujarnya. (Ciri-ciri Taksi Express Asli dan Palsu)
Adapun korban yang mengalami kejadian di SCBD belum dapat dipertemukan dengan sopir karena masih mengalami trauma. "Tapi dua sopir taksi sudah kami periksa, dan saat kejadian mereka tidak sedang berada di lokasi itu," katanya.
Selanjutnya: Dua Pelaku Tertangkap, Adakah Pelaku Lainnya?
<!--more-->
Dua Perampok di Dalam Taksi Diringkus
JAKARTA - Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap dua terduga pelaku perampokan di dalam taksi yang terjadi belakangan ini. Dua pelaku tersebut ditangkap kemarin di dua tempat berbeda. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan dua orang yang ditangkap itu merupakan pelaku yang sama di dua lokasi. "Mereka pelaku rampok di Kuningan dan SCBD," katanya di Markas Polda Metro Jaya, Senin, 8 Desember 2014.
Dua pelaku itu berinisial ED, 31 tahun, dan ST, 41 tahun. ED ditangkap di kawasan Petojo, Jakarta Pusat, sedangkan ST di Bintaro, Jakarta Selatan.
Menurut Rikwanto, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap sejumlah tersangka lain. Namun jumlahnya belum dipastikan karena penyidik masih mendalami keterangan dua pelaku yang sudah ditangkap itu. "Masih ada pelaku yang kami cari," ujarnya. (Ciri-ciri Taksi Express Asli dan Palsu)
Sebelumnya, terjadi dua perampokan terhadap penumpang taksi pada akhir bulan lalu. Pada Jumat, 28 November 2014, seorang wanita berinisial RW, 27 tahun, menjadi korban perampokan saat menumpang taksi dari kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dua hari kemudian, kembali seorang wanita dirampok saat naik taksi dari kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Dua kejadian ini memiliki modus yang sama: pelaku bersembunyi di dalam bagasi, kemudian masuk ke ruang penumpang untuk merampok harta-benda korbannya. Selain itu, taksi yang dinaiki kedua korban sama-sama berwarna putih.
Selanjutnya: Perampokan di Dalam Taksi Jarang Terjadi di Jakarta Timur, Mengapa?
<!--more-->
Jakarta Timur Jarang Terjadi Perampokan di Dalam Taksi
Jakarta- Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Sri Bhayakari mengatakan Jakarta Timur bukan daerah rawan perampokan taksi. Tahun ini tidak ada kasus perampokan taksi di sana.
Menurut Sri, kasus perampokan taksi terakhir terjadi pada 2013. Saat itu, sopir taksi dirampok ketika sedang melintas di kawasan Duren Sawit. "Jadi, perampokan terjadi bukan pada penumpang," kata Sri kepada Tempo, Jumat, 5 Desember 2014. (Ciri-ciri Taksi Express Asli dan Palsu)
Perampokan, ucap Sri, biasanya terjadi setelah penumpang naik ke taksi. Sebagian besar penumpang bekerja di daerah perkantoran di Jakarta Selatan. Jadi, banyak taksi yang datang ke Jakarta Timur dari Jakarta Selatan. "Kebanyakan perampokan terjadi di selatan," ucap Sri.
Dalam sepekan terakhir, terjadi dua perampokan taksi pada malam hari. Kasus pertama terjadi pada RW, 27 tahun, yang dirampok sopir taksi putih bernomor lambung DP-8015 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Lalu kasus serupa menimpa RP, 30 tahun, yang dirampok taksi putih dengan nomor lambung DP-8012 di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Dua kasus tersebut kini tengah ditangani Polda Metro Jaya.
AFRILIA SURYANIS| NINIS CHAERUNISSA| YOLANDA RYAN ARMINDYA