Polisi Gelar Olah TKP Kecelakaan Maut Pondok Indah
TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Sandi Illah, 41 tahun, pengemudi mobil Mitsubishi Outlander yang kemudinya diambil alih oleh Christopher, 23 tahun, dan berujung kecelakaan maut di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, mengaku bergabung dengan perkumpulan para sopir.
Menurut Sandi, perkumpulan ini terdiri atas 50-60 sopir majikan yang tinggal di sebuah apartemen di bilangan Jakarta Selatan. "Saya ikut perkumpulan ini untuk saling bantu dan memperluas jaringan antarsopir," kata Sandi saat ditemui Tempo di rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur, Kamis malam, 22 Januari 2015. (Baca: Terkait Tabrakan Pondok Indah, Sandi Mendadak Tenar)
Ihwal tabrakan maut di Pondok Indah yang menewaskan empat pengendara sepeda motor, Sandi mengatakan rekan-rekan seprofesi di perkumpulannya sigap membantunya. Ada yang sekadar menanyakan kondisinya atau memberi informasi jika tersangkut masalah lalu lintas. Ada pula yang sampai memberi bantuan konkret, seperti membawakan sepeda motor Sandi yang diparkir di apartemen. (Baca: Sopir Tabrakan Maut Pondok Indah Diomeli Majikan)
Biasanya para sopir ini berkumpul di ruang tunggu apartemen. Di situ, mereka sering berkeluh-kesah baik soal pekerjaan, urusan pribadi, kondisi lalu lintas Ibu Kota, sampai cerita tentang bos masing-masing. Terkadang, kata Sandi, jika ada yang mengalami kesulitan materi, mereka juga saling membantu. (Baca; Dahsyatnya Efek LSD, Narkoba Tabrakan Pondok Indah)
Para sopir dalam perkumpulan ini biasanya juga berhubungan dengan sopir-sopir yang bekerja di tempat lain. Sandi mengatakan komunikasi antarsopir berguna untuk memperluas jaringan, terutama di bidang pekerjaan. (Baca juga: Kalimat Terakhir Christopher Sebelum Tabrakan Maut)