Seorang warga berusaha menyelamatkan harta bendanya saat banjir bandang melanda Perumahan Cirendeu Indah, Tanggerang, (27/3). Banjir bandang ini diakibatkan jebolnya tanggul Gintung, Cirendeu, Tanggerang pada subuh tadi. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Bidang Perencanaan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang Iwan Firmansyah mengatakan ada sejumlah faktor penyebab terjadinya bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kabupaten Tangerang.
Faktor utama adalah terjadinya pendangkalan yang menyebabkan meluapnya sembilan sungai di wilayah Tangerang. Sembilan sungai itu antara lain Cisadane, Cidurian, Cimanceuri, dan Kali Sabi.
"Sungai tidak mampu menampung kapasitas air, karena alur sungai dan anak sungai terjadi penyempitan dan pendangkalan," kata Iwan, Selasa, 27 Januari 2015.
Iwan mencontohkan, di Tigaraksa, ada Perumahan Mustika yang selalu kebanjiran ketika curah hujan tinggi. "Banjirnya parah, ditambah lokasi ini memang berbentuk cekungan," ujarnya. (Baca: Bupati Bogor: Jawa Barat Takut Dicaplok Jakarta)
Program jangka panjang Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam penanganan banjir, tutur Iwan, adalah membangun 29 waduk buatan di setiap kecamatan." Saat ini baru sembilan kecamatan yang lahannya sudah siap," katanya. Waduk buatan di setiap kecamatan ini dibangun di atas lahan 3-5 hektare. (Baca juga: Jawa Barat Setuju Bangun Sodetan Cisadane)
Selain itu, ujar dia, Kabupaten Tangerang juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menormalkan 26 situ yang ada di Kabupaten Tangerang." Tahun ini, baru tiga situ yang dinormalkan," tuturnya.