Ahok Curiga Mafia Bus Hibah di Kementerian Jonan  

Reporter

Selasa, 3 Februari 2015 06:11 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan kecurigaannya soal tidak lulusnya uji tipe bus tingkat hibah di Kementerian Perhubungan. Ia menduga adanya skenario untuk memaksa Pemerintah Provinsi DKI membeli bus dengan cara mengimpor ketimbang mengandalkan produk buatan dalam negeri. "Saya curiga ini ada permainan mafia supaya kami impor," kata Ahok di Balai Kota, Senin, 2 Februari 2015.

Ahok menjelaskan bus hibah tersebut menggunakan sasis atau rangka utama yang diproduksi oleh Mercedes Benz. Adapun proses perakitannya dilakukan PT Karoseri Nusantara Gemilang di Kudus, Jawa Tengah. Ia berujar, Kementerian mempermasalahkan sasis truk yang digunakan pada bus tersebut. Adapun sasis truk dipilih agar kerangkanya semakin kuat. "Asal tahu saja, sasis mobil kapsul itu milik mobil pikap," Ahok melanjutkan. (Baca: Jokowi Bilang Kasus Transjakarta bak Sabun Colek )

Skema perakitan yang dilakukan di Indonesia, menurut Ahok, bertujuan mempercepat proses pembelian dan mendukung produk dalam negeri. Sedangkan gagalnya uji tipe bus hibah itu menyebabkan terlambatnya pengadaan bus tingkat pada tahun 2015. Akibatnya, ia berujar, keterlambatan ini akan mengundang kemarahan warga Ibu Kota lantaran Pemerintah Provinsi DKI gagal membeli bus. "Saya akan dicaci maki karena tak bisa tambah bus. Di satu pihak, mau beli bus lokal malah dipersulit," katanya.

Ahok mempertanyakan uji tipe yang dilakukan pada lima unit bus tingkat yang berasal dari pengadaan tahun 2013 itu. Bus tingkat bermerek Weichai asal Cina tersebut lulus uji tanpa adanya masalah yang mengganjal. Padahal, menurut dia, Kementerian seharusnya lebih berhati-hati karena adanya kasus bus pabrikan Cina yang sudah rusak sejak baru dibeli. Baca: Kejagung Selidiki Kerugian Terkait Transjakarta)

Ahok berujar, kejadian bus hibah yang ditolak bukan baru sekali terjadi. Pada akhir April 2014, Ahok juga sempat geram lantaran proses serah-terima bus hibah yang terhambat. Penyebabnya, Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta berkukuh mengutip pajak reklame pada iklan yang dipasang di badan tersebut. Sedangkan, menurut Ahok, seharusnya perusahaan penyumbang bus dibebaskan dari pajak itu karena sudah memberikan hibah. "Yang namanya barang hibah pasti dicari-cari kesalahannya," kata Ahok. (Baca: Udar Berdalih Bus Karatan Tidak Merugikan Negara)

LINDA HAIRANI

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

22 jam lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

3 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

16 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

32 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

32 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

46 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

50 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

51 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

51 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

52 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya