TEMPO.CO , Jakarta - Yusran, 48 tahun, mengatakan lebih baik pajak tetap ada, namun nilainya jangan terlalu tinggi. Sebab, nanti pendapatan daerah akan berkurang jika pajak dihapus. "Penggunaan uang pajak itu pun harus transparan dan diberitahu ke masyarakat," kata dia di Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Februari 2015.
Walapun dia juga senang kabar akan dihapusnya pajak bumi dan bangunan serta nilai jual objek pajak (NJOP). "Bisa meringankan," kata dia. Yusran datang ke kelurahan untuk mengambil surat PBB rumahnya.
Sebelumnya, dia membayarkan pajak ke kantor pajak. Dalam slip yang tertera, Yusran harus membayar pajak dengan total Rp 4,7 juta untuk rumahnya yang terletak di Kemang Selatan. Dalam bukti pembayaran itu, nilai pajak yang dibayar oleh Yusran hanya 0,2 persen dari NJOP rumah yang memiliki luas tanah 150 meter dan bangunan 230 meter. Total nilai NJOP Rp 2.3 miliar.
Sebelum kenaikan PBB pada 2014, Yusran mengatakan, hanya mengeluarkan uang pajak sekitar Rp 1,7 juta. "Naik hampir 300 persen," kata dia.
Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kelurahan Bangka, Budya Pryanto, mengatakan di daerahnya banyak warga yang meminta surat keringanan pembayaran PBB. "Biasanya pensiunan," kata dia.
Menurut Budya, pihaknya memberikan surat keringanan itu jika syaratnya lengkap. Namun, yang memberikan keringanan tetap kantor pajak. "Kami hanya memberikan surat keringanan," kata dia.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Berita terkait
Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel
10 jam lalu
Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel
Baca SelengkapnyaDelegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara
1 hari lalu
Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara
Baca SelengkapnyaHamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
1 hari lalu
Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaWHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah
1 hari lalu
WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.
Baca SelengkapnyaPalestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB
1 hari lalu
Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.
Baca SelengkapnyaPBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza
2 hari lalu
Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980
Baca SelengkapnyaTema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial
2 hari lalu
Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.
Baca SelengkapnyaPBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar
2 hari lalu
PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaPBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah
4 hari lalu
Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut
Baca SelengkapnyaEkuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden
4 hari lalu
Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.
Baca Selengkapnya