Warga mencari ikan lele yang muncul dari dalam drainase di genangan air di kawasan Thamrin, Jakarta, 9 Februari 2015. Sistem drainase yang buruk disertai hujan deras menyebabkan sejumlah kawasan DKI Jakarta tergenang banjir. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO , Bekasi - Warga Bekasi "Balas Dendam" terhadap Jakarta. Sejak wilayah yang dipimpin Basuki Tjahaya Purna alias Ahok kebanjiran pada kemarin, Senin, 9 Februari 2015, sejumlah meme merisak Jakarta bermunculan di media sosial.
Meme yang diterima Tempo, salah satunya perbandingan antara Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta yang dikepung banjir dan Bundaran di Summarecon Bekasi. Dalam gambar itu terdapat tulisan Planet Bekasi dan Bumi Jakarta. "Yakin ga mau bikin paspor pindah ke Planet? Dilengkapi dengan hastag "Pray For Jakarta"
Adapula meme yang menggambarkan seorang berkendara di dalam mobil. Pengendara itu bertanya "Halo bos, daerah lo banjir? Jakarta ya?" Lalu ditutup dengan tulisan "Salam warga Bekasi."
Miftahudin, 30 tahun, warga Bekasi, mengatakan, munculnya meme tersebut menunjukkan bahwa infrastuktur Kota Bekasi lebih bagus dibanding dengan Jakarta dalam mengantisipasi banjir. "Bekasi tidak separah yang dituduhkan melalui meme," kata dia. "Buktinya banjir lebih parah di Jakarta."
Meski demikian, ia mengakui kalau banjir juga menerjang Kota Bekasi. Karena itu, untuk mengantisipasinya, ia meminta agar pemerintah memperhatikan infrastuktur penanggulangan banjir. "Jangan bangga dengan infrastuktur yang sudah ada," ujar warga Bekasi Timur ini.
Kepala Bidang Tata Air pada Dinas Binamarga dan Tata Air Kota Bekasi, Dicky Irawan mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan sedikitnya tujuh polder air terbangun di wilayah setempat. Polder itu diyakini mampu mengantasi banjir yang setiap tahun menerjang wilayah tersebut.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
57 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.