Di Jakarta, Ada Kapten Naikkan Bendera Tanda Tarik Pajak

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 9 Maret 2015 04:33 WIB

Meriam yang dipajang di depan Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta, 30 Januari 2015. Kota Tua disebut juga Oud Batavia, pada abad ke 16, pelayar Eropa menjuluki Kota Tua 'Permata Asia'. Wilayah bersejarah dengan luas 1,3 hektar ini dibangun pada 1619 oleh VOC. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Di Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ada sebuah jalan bernama Jalan Tiang Bendera.

Jalan ini memiliki cerita cukup menarik karena nama jalan diambil dari sebuah kebiasaan seorang kapitan Cina bernama Souw Beng Kong. "Kapten Souw Beng Kong punya kebiasaan, setiap awal bulan dia naikin bendera di depan rumahnya buat narik pajak," ujar Sejarawan Betawi JJ. Rizal kepada Tempo, Sabtu, 24 Januari 2015.

Menurut Rizal, Souw Beng Kong diberi jabatan sebagai Kapitan oleh VOC dibawahi oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen atau JP Coen. Souw Beng Kong ditugasi untuk mengatur semua urusan terkait dengan urusan orang Cina di Batavia, termasuk menarik pajak dari perorangan.

Dalam istilah Belanda tugas tersebut disebut hoofdgeld der Chineezen atau berarti pajak perorangan. Kebiasaan Souw Beng Kong menaikkan bendera setiap awal bulan, biasanya disebut sebagai hari pengibaran bendera dengan sebtuan dalam istilah Belanda, dag der vlaghijsching.

Souw Beng Kong memiliki hubungan baik dengan JP Coen. Ia diajak Coen ke Batavia untuk mengurus kehidupan masyarakat Tionghoa di sana. Kondisi tempat tinggal masyarakat di Batavia saat itu memang dibentuk per kelompok. Sehingga keberadaan pimpinan internal dari setiap suku diperlukan untuk lakukan koordinasi dengan Coen.

Bisa dikatakan saat itu kontribusi warga Cina cukup besar terhadap kekayaan Batavia karena pajak yang dibayar penduduk CIna dibayar per kepala, lain halnya dengan warga suku lainnya. Selain itu, ada lagi bentuk pajak lainnya yang mesti dibayar warga Cina seperti pajak untuk pembiayaan kota.

Rumah tempat tinggal Souw Beng Kong merupakan rumah yang dibeli dari Gubernur Jenderal Baron van Imhoff. Rumah tersebut diambil alih Balai Harta Peninggalan lalu dijadikan sebagai rumah dinas Beng Kong.

Jalan Tiang Bendera saat ini menjadi hunian masyarakat. Tak ada spesialisasi fungsi penggunaan area di wilayah tersebut. Jalan Tiang Bendera berdasarkan pantauan Tempo ada lima buah. Masing-masing dinamakan Jalan Tiang Bendera I, Tiang Bendera II, sampai Jalan Tiang Bendera V. Posisi Jalan Tiang Bendera dekat dengan Kali Krukut dan Jalan Kopi. Kawasan ini dekat dengan area Cagar Budaya Kota Tua.

AISHA SHAIDRA

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

16 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

52 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

14 Januari 2024

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam

Baca Selengkapnya

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

11 Januari 2024

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

26 Desember 2023

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

22 Desember 2023

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

Sejarah Hari Ibu 22 Desember berawal dari Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 hingga mencetuskan para perempuan untuk menyatukan diri.

Baca Selengkapnya