Organda DKI Ragukan Angkutan Umum Terintegrasi Transjakarta  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Senin, 30 Maret 2015 08:49 WIB

Seorang warga menaiki bus Kopaja di jalur Transjakarta, Jakarta, 13 Januari 2015. Selain tidak disiplin karena tidak naik pada tempatnya (halte), juga dapat membahayakan keselamatan karena dapat terserempet kendaraan lain. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan meragukan keputusan pemerintah DKI menugaskan PT Transportasi Jakarta untuk mengelola pengintegrasian moda transportasi di Ibu Kota.

Alasannya, badan usaha milik daerah yang baru berusia satu tahun itu belum menunjukkan prestasi dalam program kerjanya. Selain itu, Shafruhan berujar, PT Transportasi Jakarta belum pernah mengundang Organda guna mendiskusikan rencana integrasi itu. "Pembahasannya tak pernah menyeluruh," katanya.

Shafruhan mempertanyakan kesiapan pemerintah DKI menjamin kelangsungan operasionalisasi para operator. Ia mengatakan keberadaan Organda bermula dari permintaan pemerintah yang tak siap menyediakan angkutan umum. Menurut dia, Organda selama ini tak mendapat dukungan materi dari pemerintah.

Poin lain yang belum disetujui, kata Shafruhan, yakni nilai yang akan dibayarkan per kilometer. Ia mengatakan nilai Rp 10 ribu yang diajukan pemerintah DKI belum cukup untuk menutup biaya operasional yang harus dikeluarkan operator. Terlebih, dia melanjutkan, pemerintah pusat mencabut subsidi bagi bahan bakar minyak jenis Premium.

Organda, tutur Shafruhan, mengajukan nilai Rp 13 ribu. Menurut dia, perhitungan nilai itu didasari pencabutan subsidi, fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar, inflasi, serta biaya tak terduga. Shafruhan mengatakan nilai Rp 10 ribu akan membuat pemerintah DKI dan Organda berulang kali menyesuaikan nilai pembayaran akibat faktor-faktor tersebut. "Bagaimana mungkin kami harus merevisi tarif terus-menerus?" ujarnya.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Nicholas Stephanus Kosasih mengklaim perusahaannya siap menjalankan sistem itu. Ia mengatakan sudah mempersiapkan dokumen lelang untuk menentukan operator yang berpartisipasi dalam sistem ini. "Target kami, prosesnya selesai pada 16 April," ujar Kosasih.

LINDA HAIRANI

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

16 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

20 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

22 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

22 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

29 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

31 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

44 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

5 Maret 2024

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya