Tawuran Mahasiswa, Trisakti Bantah Ada Korban Meninggal  

Reporter

Rabu, 1 April 2015 15:40 WIB

Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta. TEMPO/ Bismo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Trisakti membantah ada korban meninggal dalam tawuran antarmahasiswa kemarin. Menurut dia, korban dari Trisakti ada satu orang yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Jakarta Eye Center.

"Tidak ada yang meninggal, hanya ada satu orang dari mahasiswa kami yang dipukuli oleh mahasiswa Institut Sains dan Teknologi Nasional. Kacamata pecah dan luka serius di mata sehingga harus dioperasi di JEC," kata Hein Wangania, Rabu, 1 April 2015.

Menurut dia, ada dua korban lain yang saat tawuran ditemukan di luar kampus Trisakti, tepatnya di bawah jembatan penyeberangan. "Yang satu dibawa ke Rumah Sakit Royal Taruma dan satu lagi dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati," kata Hein. Keduanya, ujar dia, bukan mahasiswa Trisakti.

Pernyataan ini menepis informasi bahwa ada satu orang korban tewas dalam pertikaian antarmahasiswa dua institut itu. Bentrokan ini terjadi kemarin, 31 Maret 2015, dipicu oleh turnamen futsal antarmahasiswa jurusan teknik industri di Jakarta, Liga Teknik Industri. Tawuran itu terjadi pukul 17.00 di depan kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat.

Hein menuturkan pemicu bentrokan awalnya dimulai dari perkelahian antarapeserta futsal dari ISTN dengan Universitas Pancasila. "Sebagai penyelenggara, mahasiswa dari Trisakti ini melerai kemudian dibawa masuk ke dalam ruangan untuk mediasi. Di luar dugaan, justru dia yang melerai ini dipukul dan langsung dibawa ke rumah sakit," ucapnya. Khawatir kericuhan meluas, tutur dia, penyelenggara meminta mahasiswa ISTN keluar dari kampus Trisakti.

Kemudian, kata dia, tersebar informasi bahwa mahasiswa ISTN mengumpulkan kekuatan di Universitas Tarumanegara. "Saya langsung meminta bantuan dari Kepolisian Sektor Tanjung Duren dan sudah ada yang disiagakan, tapi mereka ini (mahasiswa ISTN) datang dalam jumlah puluhan langsung menyerang kampus Trisakti," ujar Hein. Serangan balasan dari dalam kampus Trisakti, menurut dia, adalah aksi spontan mahasiswa untuk membela diri.

Hein menuturkan pihaknya akan membantu biaya pengobatan mahasiswa Trisakti yang dirawat di JEC. Namun dia enggan mengungkapkan identitas korban yang dirawat. Wakil Ketua Presidium Mahasiswa Trisakti Ginda Burnama mengatakan orang tua korban dengan pemukul sudah bertemu, dan orang tua pemukul berjanji akan menanggung biaya pengobatan korban.

DINI PRAMITA

Berita terkait

Bamsoet Jadi Dosen Tetap Program S3 Ilmu Hukum Universitas Trisakti

58 hari lalu

Bamsoet Jadi Dosen Tetap Program S3 Ilmu Hukum Universitas Trisakti

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet menjadi Dosen Tetap Program Studi Doktor (S3) Ilmu Hukum Universitas Trisakti per Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Ahli Hukum Trisakti Sepakat Mahfud Md Hak Angket Bisa Pemakzulan Presiden, Ini Dasar Hukumnya

29 Februari 2024

Ahli Hukum Trisakti Sepakat Mahfud Md Hak Angket Bisa Pemakzulan Presiden, Ini Dasar Hukumnya

Meskipun tak bisa ubah hasil Pemilu, Mahfud MD sebut hak angket bisa digunakan untuk pemakzulan presiden. Menurut ahli hukum Trisati, ini aturannya.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Sebut Hak Angket Tak Ubah Hasil Pemilu, Tapi Pemakzulan Presiden dapat Dilakukan, Ini Kata Ahli Hukum Trisakti

29 Februari 2024

Mahfud MD Sebut Hak Angket Tak Ubah Hasil Pemilu, Tapi Pemakzulan Presiden dapat Dilakukan, Ini Kata Ahli Hukum Trisakti

Mahfud MD menyebut pengajuan hak angket tidak dapat mengubah hasil Pemilu, tetapi pemakzulan Presiden dapat dilakukan. Begini kata ahli hukum Trisakti

Baca Selengkapnya

Pungli di Rutan KPK Hanya Disanksi Minta Maaf, Ahli Hukum: Pecat dan Bawa ke Peradilan Pidana, Jika Tidak...

27 Februari 2024

Pungli di Rutan KPK Hanya Disanksi Minta Maaf, Ahli Hukum: Pecat dan Bawa ke Peradilan Pidana, Jika Tidak...

Pegawai KPK yang lakukan pungli di rutan KPK diberikan sanksi permintaan maaf. Begini tanggapan ahli hukum pidana Universitas Trisakti.

Baca Selengkapnya

Kampus Terus Bergerak Kritik Jokowi, Terakhir UTM dan Universitas Trisakti

11 Februari 2024

Kampus Terus Bergerak Kritik Jokowi, Terakhir UTM dan Universitas Trisakti

Gerakan tersebut meluas dan diikuti berbagai perwakilan kampus seperti guru besar, dosen dan mahasiswa. Mereka menilai Jokowi telah keluar dari nilai-nilai demokrasi.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

11 Februari 2024

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

Guru besar dan sivitas akademika Universitas Trisakti turun ke jalan kritisi Jokowi. Berikut sejarah universitas yang identik dengan gerakan reformasi

Baca Selengkapnya

Ketua BEM Universitas Trisakti Akui Diintimidasi Saat Persiapkan Maklumat Kritik Jokowi

9 Februari 2024

Ketua BEM Universitas Trisakti Akui Diintimidasi Saat Persiapkan Maklumat Kritik Jokowi

Ketua BEM Universitas Trisakti, Vladima Insan Mardika, mengaku mendapatkan intimidasi saat mempersiapkan pembacaan maklumat berjudul Selamatkan Demokrasi Melawan Tirani Baru oleh sivitas akademik Universitas Trisakti.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Gelar Aksi Lawan Tirani Selamatkan Demokrasi

9 Februari 2024

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Gelar Aksi Lawan Tirani Selamatkan Demokrasi

Forum Lintas Generasi Mahasiswa, Alumni, Dosen, dan Guru Besar Universitas Trisakti membacakan maklumat berjudul Selamatkan Demokrasi Melawan Tirani Baru dalam rangka mengkritik Presiden Jokowi menjelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Demonstrasi Mahasiswa Tuntut Pemakzulan Presiden Jokowi

8 Februari 2024

Demonstrasi Mahasiswa Tuntut Pemakzulan Presiden Jokowi

Mahasiswa melakukan demontrasi di depan Istana Negara usai melakukan long march dari kampus Trisakti. Tuntutannya adalah pemakzulan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Tokoh Peristiwa Malari 1974: Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution, Sjahrir, hingga Rahman Tolleng

15 Januari 2024

Tokoh Peristiwa Malari 1974: Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution, Sjahrir, hingga Rahman Tolleng

Tepat 50 tahun lalu, 15 Januari 1974, Jakarta diamuk massa. Peristiwa ini disebut Malari. Siapa saja tokoh yang terlibat?

Baca Selengkapnya