Unjuk Rasa Tolak RUU Sisdiknas di Gedung MPR/DPR Terus Berlanjut
Reporter
Editor
Kamis, 31 Juli 2003 14:46 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, tepatnya di depan gedung MPR/DPR, yang Selasa (18/3) pagi tadi sempat ditutup polisi, siang ini sudah dibuka. Sementara itu, aksi unjuk rasa Masyarakat Prihatin Pendidikan Nasional (MPPN) yang memprotes RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) , juga terus berlangsung dengan tertib. Dari pemantauan Tempo News Room, terlihat sebagian besar pengunjuk rasa duduk-duduk di pelataran depan gedung parlemen. Mereka mendengarkan rangkaian doa yang dibacakan perwakilan pemuka lima agama. Dalam doanya, mereka berharap RUU tersebut tidak jadi disahkan. Para pengunjuk rasa juga membentuk barikade dari tali plastik sebanyak kurang lebih 200 meter. Sebagian besar pengunjuk rasa juga membawa payung perak bertuliskan Tolak RUU Pendidikan. Dalam orasinya, para demonstran menuntut pihak penguasa tidak menyelewengkan kepentingan pendidikan nasional hanya dengan dalih kepentingan bangsa dan negara yang lebih luas. Salah seorang koordinator aksi, bahkan berseru akan menurunkan massa lebih banyak lagi ke jalan, jika aksinya hari ini tidak digubris anggota DPR. Para demonstran menilai RUU ini memiliki dasar filosofi yang lemah. Secara teknis juga tidak konsisten perumusannya, kata Darmin Mbula, juru bicara aksi ini kepada Tempo News Room. Menurut salah satu pimpinan aksi itu, Suster Handayani, massa demonstran berasal dari individu dan tidak mewakili institusi tertentu. Dalam selebaran yang dibagikan pada pers, demonstran menilai RUU tersebut telah menyimpang dari amanat Pembukaan UUD 1945 alinea 4. Hal itu tercermin pada pasal 1 ayat1 RUU ini yang mengatur ketentuan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan iman dan takwa. Padahal dalam pembukaan konstitusi, tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kata Darmin. Ia juga menilai urusan iman adalah urusan keluarga. Untuk itu, Masyarakat Prihatin Pendidikan Nasional meminta agar Panitia Kerja RUU ini menunda pembahasan rancangan undang-undang ini. Secara umum, unjuk rasa berjalan sangat tertib. Sejumlah peserta aksi juga membagikan sekuntum bunga putih, kepada polisi yang sedang bertugas. (Budi Riza/Faisal Assegaff Tempo News Room)
Berita terkait
Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina
1 jam lalu
Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina
Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.