Akseyna UI Dibunuh: Siapa Tersangkanya? Ini Kata Polisi  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 4 Mei 2015 18:30 WIB

Akseyna Ahad Dori. Facebook.com

TEMPO.CO, Depok - Teka teki kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, yang tewas mengambang di Danau Kenanga UI, Kamis, 26 Maret 2015, mulai menemukan titik terang. "Titik terangnya, Akseyna tewas dibunuh," kata Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah di Mahala Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 4 Mei 2015. (Baca: TERUNGKAP: Akseyna UI Tewas di Danau karena Dibunuh)

Subarkah mengakui Kepolisian mengalami kesulitan mengungkapkan kasus itu lantaran minimnya barang bukti di tempat jenazah Akseyna ditemukan, yakni di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Namun, kendati kasus Akseyna mengarah pada kasus pembunuhan, dia belum bisa menentukan motif dan mengidentifikasi tersangkanya. "Masih penyelidikan, belum berani diumumkan sekarang," katanya.



Ace, sapaan Akseyna, ditemukan tewas mengambang pada 28 Maret 2015. Saat itu, jenazah mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ini ditemukan masih berpakaian lengkap dan menggendong tas ransel berisi batu. Polisi menduga batu tersebut dipakai pembunuhnya untuk menenggelamkan Akseyna. (Baca: Misteri Kematian Akseyna: Ada Pasir dan Air Dalam Paru-paru)

Sebelum muncul pernyataan Kepala Polres Depok, Senin, ini, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Kota Depok Komisaris Teguh Nugroho memang sudah berjanji bakal mengungkap kasus kematian Ace, yang terkesan misterius dalam dua pekan ini. "Dalam dua pekan kami bakal mengungkapkan kasus itu. Tanda-tanda kematian Ace sudah mendapatkan titik terang," ucap Teguh, Kamis, 30 April 2015.

Menurut Teguh, para penyidik Kepolisian telah mengumpulkan bukti ilmiah atas kematian Ace. Dari pengalamannya mengungkap sejumlah kasus kematian, Teguh mengaku, jarang sekali korban bunuh diri menggunakan cara-cara sulit seperti yang ia temukan dalam kasus kematian Ace. "Kalau bunuh diri biasanya menggunakan cara yang mudah," ujar Teguh. (Baca: Akseyna Ternyata Masih Hidup Saat Tenggelam di Danau UI)



Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian dan Kesehatan Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak mengatakan ada sejumlah luka memar pada jenazah pria 18 tahun itu. Luka memar itu bisa akibat benda tumpul. Tapi, bukan berarti dipukul, karena bisa pula akibat benturan. "Tapi saya kurang hafal di bagian mana," ujar Musyafak di Jakarta, Selasa, 14 April 2015. (Baca: Ayah Akseyna Minta Polisi Serahkan Hasil Otopsi)

Musyafak menambahkan, dari hasil pemeriksaan forensik, Akseyna masih bernapas saat berada di dalam air. Itu diketahui karena ada pasir dan air di dalam paru-parunya. Menurut dia, Akseyna meninggal karena lemas pada paru-paru akibat tidak ada udara dan menghirup air. "Itu penyebab kematiannya, tapi apakah tenggelam sendiri atau ditenggelamkan (dibunuh), ini yang masih diselidiki dan ranahnya penyidik."

Ada pun Teguh mengatakan, Kepolisian akan dibantu oleh Universitas Indonesia untuk mengungkap utuh kasus ini. Universitas Indonesia, kata Teguh, bakal menurunkan tenaga ahli yang dibutuhkan oleh para penyidik Kepolisian. "Harus dengan pendekatan ilmiah untuk mengungkapkan kasus ini. Baru lima hari saya bertugas di Depok, dan meminta khusus dalam menangani dan mengungkap kematian Ace," ucapnya.



Kepolisian Depok, kata Teguh, akan mengundang grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi, untuk mengungkap keautentikan tulisan tangan Ace. Sebab, Teguh menuturkan dari tulisan yang ditemukan berbunyi "Will not return for eternity please don't search for existence my apologies for everything," memang ada perbedaan dengan tulisan asli Ace. (Baca: Tragedi Danau UI: Inilah Kejanggalan Pesan Tertulis Akseyna)

Deborah sebelumnya mengatakan, ada kemungkinan Ace tewas dibunuh. "Dari hasil analisis tulisan tangannya, saya semakin ragu Akseyna bunuh diri," kata Deborah melalui akun Twitter @deborahdewi, 19 April 2015. Hal pertama yang menjadi sorotan utama Deborah adalah arah kemiringan tulisan dalam surat wasiat vertikal.




Sedangkan kemiringan tulisan asli Akseyna diagonal ke arah kanan. Kemiringan juga ditemukan pada tanda tangan Ace. Deborah juga menyoroti gaya penulisan huruf g pada kedua tulisan. Ia melingkari setiap huruf g pada surat wasiat. Huruf itu berbeda dengan yang ditulis dalam biodata. Ace memiliki gaya khas dalam menuliskan huruf g. Huruf itu memiliki dua garis mengulang di dekat kepala huruf.

Kecurigaan terhadap keaslian tanda tangan Ace pernah diutarakan ayahnya, Kolonel Sus Mardoto. Ia mengatakan secarik kertas bertuliskan wasiat yang ditemukan di kamar kos Ace di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok, bukan tulisan anaknya. "Karena kalau bunuh diri tidak akan melakukan cara serumit itu," katanya kepada Tempo, Senin, 20 April 2015.

HUSSEIN ABRI | IMAM HAMDI | BC

Berita terkait

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

11 jam lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

11 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

11 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

14 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

15 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

16 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

16 jam lalu

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

Pelaku pembunuhan perempuan di Bandung yang mayatnya dimasukkan dalam koper membeli koper usai menghabisi nyawa korban.

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

1 hari lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

1 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya