Pedagang mulai menempati lokasi relokasi pedagang kaki lima monas di Food & Culture Park Lenggang Jakarta, lapangan parkir IRTI Monas, Jakarta, 6 Mei 2015. Sebanyak 339 pedagang akan direlokasi di tempat ini. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta Kukuh Santoso membantah penyisiran (sweeping) yang dilakukan anak buahnya menjadi pemicu penyerangan oleh 300 pedagang kaki lima di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
"Pasukan sedang istirahat, lagi makan-minum untuk buka puasa, tiba-tiba diserang," kata Kukuh Santoso, Minggu, 21 Juni 2015. Pedagang itu menghancurkan kantor pengelola PKL Lenggang Jakarta di dekat IRTI, Monas pada Sabtu malam, 20 Juni 2015.
Menurut Kukuh, saat itu, Satpol PP diminta UPT Monas untuk menjaga ketertiban perayaan Lenggang Jakarta. Mereka mengawasi agar PKL ilegal yang tidak tertampung di Lenggang Jakarta datang.
Satpol, kata dia, menjalankan tugas seperti biasa seperti menghalau PKL ilegal masuk ke dalam kawasan Monas. Dia tidak tahu apa yang menyebabkan ratusan PKL itu menyerang pasukan yang sedang bertugas. "Hujan batu dan petasan diarahkan ke petugas yang sedang duduk-duduk, istirahat, makan dan minum dalam tenda," kata dia.
Kukuh menjelaskan anak buahnya tak melakukan perlawanan dengan pertimbangan keamanan pengunjung. Mereka khawatir kondisi bakal semakin ricuh dan keselamatan pengunjung acara Lenggang Jakarta terancam.
Dia menjelaskan PKL sudah diberi ruang oleh pemerintah Jakarta untuk berjualan dengan memanfaatkan Lenggang Jakarta. Sebanyak 339 PKL ditampung dan diberi izin mengikuti perayaan ini.
"Nah ternyata jumlahnya semakin bertambah-tambah sampai ribuan, ya tidak mungkin semua dapat ditampung," kata dia. Namun, ia menuturkan tak ingin menduga-duga motif pelemparan.
Menurut Kukuh, ada satu tenda pengamanan yang terbakar. Tenda tersebut biasa dijadikan tempat beristirahat bagi para petugas. Selain itu, ada satu unit mobil garnizun yang dipecah kaca depannya.
Meskipun ricuh, Kukuh mengatakan petugas berjaga seperti biasa hari ini. "Tak ada perubahan, aktivitas berjalan normal, lancar seperti biasa," kata dia. Ia optimistis tak akan terjadi serangan serupa sebab ada bantuan keamanan dari TNI-Polri.