TEMPO.CO , Jakarta - Mulia Farida, pelaku bunuh diri di ITC Permata Hijau diduga melakukan aksi nekatnya itu karena faktor ekonomi. Perempuan 35 tahun itu kerap mengeluhkan kondisi ekonomi keluarganya sejak Ramadhan lalu. "Kalau seperti ini, saya ingin mati saja bu," ujar ibunya, Farida, menirukan pernyataan anaknya itu ketika ditemui Tempo di rumah duka RT 05, RW 08, Gang Kayu Manis IV, Kelapa Dua, Jakarta Barat, Rabu 2 September 2015.
Farida tak menyangka anaknya itu bakal mengakhiri jalan hidupnya dengan cara tragis. Dia enggan menceritakan kesulitan ekonomi seperti apa yang menimpa ibu tiga anak itu. Namun, Farida kerap menasihati anaknya itu agar tetap tabah menghadapi semua cobaan. "Saya bilangin, kamu harus kuat."
Dimata Farida, Mulia adalah sosok yang ceria dan periang. Karena itu, dia tak menyangka anaknya itu akan berbuat nekat."Dia orang yang baik dan periang, saya nggak menyangka bisa jadi seperti ini," tuturnya.
Perempuan 54 tahun ini menceritakan dirinya memang sempat mendapat firasat dalam mimpi beberapa hari belakangan. Dia sempat bermimpi di rumah anaknya sedang ramai banyak orang.
Suami Mulia, Kurnain 40 tahun terlihat lesu mengetahui istrinya bunuh diri. Pria yang bekerja sebagai penjual tanaman ini mengaku terakhir kali melihat istrinya di pagi hari. Saat itu Kurnain mengantarkan anaknya berangkat sekolah lalu bekerja.
Tiba-tiba saat menjelang siang, dia mendapat kabar dari pihak kepolisian melalui keluarganya bahwa istrnya meninggal. "Saya juga nggak tau kenapa dia sampai di sana (ITC)," matanya berkaca-kaca.
Sejumlah tetangga juga kaget mendengar kabar kematian Mulia. Karena semasa hidupnya, Mulia dianggap sebagai tetangga yang baik. Namun dalam sepekan ini ia memang terlihat tampak murung.
Tetangganya sering melihat dia mondar-mandir di depan rumah dengan wajah masam. "Sepertinya ada masalah keluarga. Tapi sejauh ini kondisi keluarga baik-baik saja," ucap para tetangga.
Mulia sendiri meninggal ditemukan meninggal di ITC Permata Hijau setelah sebelumnya meloncat dari lantai 4. Dia meninggalkan tiga orang anak. Anak sulungnya masih kelas 10 SMK di pondok pesantren Lirboyo, Kediri. Sedangkan dua anak lainnya masih duduk di sekolah dasar.