Warga Bidara Cina Curhat ke DPRD Soal Sodetan Ciliwung

Reporter

Selasa, 8 September 2015 14:31 WIB

Spanduk terpasang di pemukiman warga yang terdampak proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung di Bidara Cina, Kampung Melayu, Jakarta, 8 September 2015. Saat ini, Pemkot Jaktim tengah mengupayakan solusi terbaik bagi warga Bidara Cina yang terdampak. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan warga RW 04 Kelurahan Bidara Cina menemui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Selasa, 8 September 2015.

Mereka melaporkan proses pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur yang dianggap punya banyak kelemahan dalam proses pengerjaannya.

Astriyani, perwakilan warga, mengatakan ada tiga isu pokok yang dibawa ke Dewan. Yakni pengawasan ketat pembangunan sodetan, klarifikasi pembebasan lahan, dan evaluasi kebijakan penggusuran untuk mencegah pelanggaran hak asasi.

"Permasalahan itu mencakup tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum, Gubernur DKI, Kepolisian Metro Jaya, dan Kodam Jaya," kata dia, di Kebon Sirih.

Astriyani membeberkan penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) bermasalah sejak awal. Warga, dia berujar, hanya dipaparkan teknis pengerjaan sodetan oleh kontraktor.

Selain itu, wilayah terdampak sodetan juga dia sebut berubah-ubah. "Dalam satu bagian dokumen hanya RW 04 dan 05 yang terdampak, namun bagian lain di dokumen yang sama ditambahkan RW 14 terkena sodetan," ujar Astriyani.

Masalah lainnya, kata dia, ialah pelaksana pengadaan tanah. Ada Surat Keputusan Gubernur Nomor 81 Tahun 2014 yang mengatur pelaksana proyek sodetan ialah Kementerian PU lewat Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane dan pemerintah DKI sebagai pengawas. "Namun justru pemerintah DKI yang aktif membebaskan tanah," Astriyani menjelaskan.

Problem lainnya, kata Astriyani, yang juga anggota Tim 14, ialah status tanah yang diklaim milik DKI seluas 34 ribu meter persegi dan sertifikat hak milik atas nama Henky Saputra seluas 8.000 meter persegi. "Informasi ini baru disampaikan setelah 1,5 tahun pembebasan lahan dilakukan," kata dia.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi mengatakan, masalah pembebasan tanah seperti yang dialami warga Bidara Cina sering terjadi karena carut marut administrasi pemerintah. Dia menyarankan warga menempuh jalur pengadilan untuk memperjelas status tanah.

Jika skenario itu dipilih, warga bisa mendaftarkan gugatan pengadilan itu ke Badan Pertanahan Nasional. Lantas, tanah yang disengketakan bakal diberi status quo. "Siapa pun tak boleh melakukan kegiatan proyek atau jual-beli di atas tanah itu," ujar politikus Partai Gerakan Indonesia Raya tersebut.

Dia juga berjanji Dewan bakal memanggil satuan kerja terkait untuk meminta penjelasan. Dinas PU Tata Air dan Balai Besar akan dipanggil pekan depan.

RAYMUNDUS RIKANG

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

5 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

8 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

11 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

40 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

47 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

51 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

55 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

4 Maret 2024

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

2 Maret 2024

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

Penganiayaan Komisioner KPU dan perusakan Gedung DPRD Jayawijaya berawal saat massa Distrik Asotipo datang membawa alat tajam dan batu.

Baca Selengkapnya