Sebulan Tinggal di Rusun, Ini Keluhan Warga Eks Kampung Pulo  

Reporter

Minggu, 13 September 2015 14:22 WIB

Warga membersihkan rumahnya saat menempati rusun Jatinegara, Jakarta, 20 Agustus 2015. Dalam tiap unit kamar terdapat ruang dapur, ruang keluarga, dua kamar tidur, satu kamar mandi dan balkon untuk keluarga bersantai. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria paruh baya yang sedang duduk di bibir Sungai Ciliwung tampak pasrah melihat tiang pancang disematkan ke tanah yang dulu di atasnya berdiri rumahnya. Pria tersebut, Icank, 55 tahun, acap kali menengok keadaan rumahnya di Kampung Pulo yang telah rata akibat penggusuran. Bukan hanya rumahnya, mata pencahariannya sebagai buruh serabutan pun ikut tergusur.

"Dulu penghasilan saya per hari tidak tentu. Sekarang semakin tidak tentu setelah digusur," ujar Icank saat ditemui Tempo pada Minggu siang, 13 September 2015. Icank menjelaskan, saat masih tinggal di Kampung Pulo, dia lebih sering mendapatkan panggilan untuk bekerja.

Kondisi tersebut berubah 180 derajat setelah dia beserta istri dan anak-anaknya pindah ke Rusunawa Jatinegara Barat. Karena itu, bapak enam anak ini jarang berada di rusunawa tersebut dan memilih berangkat ke Kampung Pulo sejak pagi hingga malam hari, agar rejeki kembali menghampirinya.

"Saya di rusun itu cuma malam hari saja. Pagi berangkat ke Kampung Pulo, malamnya baru kembali lagi ke rusun," ucap pria yang sejak 1958 telah menetap di Kampung Pulo tersebut.

Hal yang sama dialami Iwan Setiawan, 40 tahun. Pedagang yang dulu rumahnya berada di RT 15 RW 02, Kampung Pulo, itu juga ikut terkena proyek normalisasi Sungai Ciliwung. Iwan, yang tinggal di Rusunawa Jatinegara Barat bersama lima anggota keluarganya, mengaku penghasilannya menurun semenjak warung yang berada di depan rumahnya tersebut ikut tergusur.

"Dulu saya punya warung di depan rumah. Saya yang belanja, kakak saya yang jualan. Sehari bisa dapat tambahan Rp 20-30 ribu. Sejak digusur, kakak saya tidak dagang lagi. Otomatis, cuma saya yang tanggung jawab buat keluarga," ujar pria yang saat ini sehari-hari berjualan di Pasar Gang Piring tersebut.

Iwan juga menuturkan banyak kebiasaan warga Kampung Pulo yang berubah setelah dipindahkan ke Rusunawa Jatinegara Barat. Biasanya, setiap sore, dia dan para tetangga akan berkumpul di pinggir sungai untuk sekadar mengobrol atau arisan.

Selain itu, warga kerap mengadakan pengajian. "Sekarang tetangga pada mencar. Dulu anak-anak juga ada pelajaran mengaji di masjid. Tapi sekarang mereka cuma berkeliaran begini," katanya.

Agung Taufik, 35 tahun, juga memiliki kisah serupa. Agung berujar, banyak hal yang berubah setelah rumahnya di Kampung Pulo digusur dan terpaksa harus pindah ke Rusunawa Jatinegara Barat. Dahulu, dia bersama enam anggota keluarganya tinggal di rumah yang cukup besar dengan lima kamar tidur. Saat ini keluarganya terpaksa harus menempati satu unit rusun yang hanya ada dua kamar tidur.

"Rumah yang sekarang sempit. Jadi yang rumahnya kena gusur 1 meter, kena gusur 2 meter, atau kena gusur semuanya, ya dapatnya satu unit rusun yang ukurannya sama. Itu kan kurang adil," ucap Agung.

Pria yang menghuni lantai 3 Tower B Rusunawa Jatinegara Barat tersebut juga mengeluhkan soal pengeluarannya yang membengkak setelah pindah. Jika dahulu keluarganya tidak perlu membayar uang sewa, mulai Desember nanti, Agung harus menyisihkan penghasilannya untuk membayar biaya keamanan, biaya teknisi, dan biaya perawatan gedung sebesar Rp 300 ribu per bulan.

Sebagian warga Kampung Pulo mengaku lebih betah berada di kampung mereka daripada di Rusunawa Jatinegara Barat. Perubahan-perubahan yang hadapi setelah digusur kerap kali membuat mereka stres dan ingin kembali ke rumah mereka yang berada di bantaran Sungai Ciliwung tersebut.

"Setelah tiga bulan dapat rusun gratis, saya tidak tahu selanjutnya mau tinggal di mana. Buat makan saja susah, apalagi buat sewa rusun. Lebih enak memang di Kampung Pulo," tutur Icank.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Pergub Era Ahok Belum Dicabut, Koalisi: di Era Anies Baswedan Penggusuran Masih Terjadi

4 Agustus 2022

Pergub Era Ahok Belum Dicabut, Koalisi: di Era Anies Baswedan Penggusuran Masih Terjadi

Koalisi Rakyat Menolak Penggusuran menyiapkan rencana demonstrasi jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak merespon permintaan audiensi.

Baca Selengkapnya

Sehari-hari Urus Warga, AM Bingung Malah Diusir dari Rusunawa Jatinegara Barat

5 Juli 2022

Sehari-hari Urus Warga, AM Bingung Malah Diusir dari Rusunawa Jatinegara Barat

Penghuni Rusunawa Jatinegara Barat, AM, 50 tahun, mengaku bingung diusir dari unit yang dia tempati bersama keluarganya oleh Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS). Mereka diusir karena putrinya AM, yaitu MS, 19 tahun, membuang bayi hasil hubungan gelapnya di pinggiran Kali Ciliwung dan telah diproses Polres Metro Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Diusir Dari Rusunawa Jatinegara Barat, Keluarga AM Minta Kebijaksanaan Anies Baswedan

4 Juli 2022

Diusir Dari Rusunawa Jatinegara Barat, Keluarga AM Minta Kebijaksanaan Anies Baswedan

Keluarga AM adalah korban penggusuran Kampung Pulo yang direlokasi ke Rusunawa Jatinegara Barat.

Baca Selengkapnya

Banjir Jakarta, Evakuasi Warga Kampung Pulo Masih Berlangsung

2 Januari 2020

Banjir Jakarta, Evakuasi Warga Kampung Pulo Masih Berlangsung

Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan Jakarta Timur menyebutkan telah mengevakuasi 200 warga Kampung Pulo terjebak banjir Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ciliwung Dibeton di Era Ahok, Mengapa Kampung Pulo Masih Banjir

7 Februari 2018

Ciliwung Dibeton di Era Ahok, Mengapa Kampung Pulo Masih Banjir

Gubernur Ahok pernah melakukan penggusuran pemukiman warga Kampung Pulo untuk normalisasi Ciliwung, namun kini masih banjir.

Baca Selengkapnya

Jalan Panjang Gugatan Warga Kampung Pulo  

8 Maret 2017

Jalan Panjang Gugatan Warga Kampung Pulo  

Perjalanan gugatan warga Kampung Pulo mentok di Mahkamah Agung. Namun mereka belum menyerah untuk menuntut ganti rugi ke pemerintah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Tolak Kasasi Kasus Penggusuran Warga Kampung Pulo  

6 Maret 2017

Mahkamah Agung Tolak Kasasi Kasus Penggusuran Warga Kampung Pulo  

Mahkamah Agung menolak kasasi yang diajukan warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, terkait dengan penggusuran oleh pemerintah DKI pada Agustus 2015.

Baca Selengkapnya

Soal Penggusuran, Ahok Dinilai Tak Mau Belajar dari Jokowi  

17 April 2016

Soal Penggusuran, Ahok Dinilai Tak Mau Belajar dari Jokowi  

Jokowi lebih memilih konsep kampung deret untuk nelayan yang tak bisa hidup di rumah susun.

Baca Selengkapnya

Ahok Klaim, Pasca-Penggusuran, Harga Tanah Kampung Pulo Naik

26 Januari 2016

Ahok Klaim, Pasca-Penggusuran, Harga Tanah Kampung Pulo Naik

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berujar, harga tanah di Kampung Pulo dan Bukit Duri akan naik.

Baca Selengkapnya

500 Rumah Sudah Digusur Ahok, Kampung Pulo Masih Kebanjiran

5 Januari 2016

500 Rumah Sudah Digusur Ahok, Kampung Pulo Masih Kebanjiran

Akan ada evaluasi setelah normalisasi Kali Ciliwung di Kampung Pulo selesai akhir Januari 2016

Baca Selengkapnya