Gerinda Ragukan Ada Partai Usung Ahok, Nasdem Siap Menjawab  

Reporter

Kamis, 15 Oktober 2015 05:29 WIB

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) dan Akbar Faisal. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO , Jakarta:Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Politik dan Pemerintahan Akbar Faisal mengatakan partainya hampir pasti mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jika maju dalam pilkada 2017.

"Kami setidaknya sudah saling melakukan penjajakan dan ketertarikan yang cukup, 30-40 persen sudah satu bahasa kami ini. Nasdem suka visi-misi Ahok," kata Akbar dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2015.

Namun, kata Akbar, bukan berarrti Nasdem meminta Ahok berhenti mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk maju sebagai calon independen. "Itu perlu untuk jaga-jaga. Karena, untuk sementara, yang saya baca baru Nasdem yang menyatakan keinginan untuk mendukung Ahok," kata dia. Padahal berdasarkan perolehan kursi Nasdem di Dewan Perwakilan Daerah, partai pimpinan Surya Paloh itu tak bisa mengajukan calon sendiri alias harus berkoalisi. (Lihat video Para Penantang Ahok)


Ketertarikan ini bertambah, apalagi setelah mendengar hasil survey yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting. Survey yang dilakukan terhadap 631 responden menunjukkan 23,5 persen responden memilih Ahok menjabat kembali sebagai gubernur.

Kepopuleran Ahok jauh mengungguli sejumlah nama yang beredar, yang bakal maju dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 mendatang. Seperti Ridwan Kamil dipilih oleh 3 persen reponden, Fauzi Bowo sebesar 2,1 persen, Tri Rismaharini 1,4 persen, Tantowi Yahya 1,4 persen, dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung sebesar 0,8 persen reponden.

Namun, dari 631 reponden, sebanyak 63,2 persen belum menetapkan pilihan. Artinya, masih banyak peluang bagi para calon pesaing Ahok untuk merebut hati pemilih dan membentuk karakter di depan publik. Apalagi, Pilkada DKI Jakarta akan dilaksanakan pada 2017 mendatang. "Karena masih lama waktunya, kita belum tahu siapa yang benar-benar maju. Persepsi publik terhadap nama calon gubernur pasti berubah terus," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan.

SMRC melakukan survey tersebut pada Agustus lalu dengan total responden 631 orang. Metode penarikan sampel adalah dengan multistage random sampling dengan margin of error berkisar kurang lebih empat persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik memprediksi Ahok tak bakal menang. Alasannya, hingga saat ini, Ahok belum memiliki partai pengusung. Apalagi dalam catatan Taufik, Ahok gagal melaksanakan pembangunan di Jakarta.

INDRI MAULIDAR

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

2 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

33 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

33 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Ogah Komentar Soal Aliran Dana Rp 40,1 Juta ke Partai NasDem

39 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Ogah Komentar Soal Aliran Dana Rp 40,1 Juta ke Partai NasDem

JPU KPK dalam dakwaannya menyatakan bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggunakan uang sebesar Rp 40.123.500 untuk kepentingan NasDem.

Baca Selengkapnya

Istilah Efek Ekor Jas dalam Pemilu, Bagaimana Terjadi Anomali di Pemilu 2024?

40 hari lalu

Istilah Efek Ekor Jas dalam Pemilu, Bagaimana Terjadi Anomali di Pemilu 2024?

Dalam konteks Pemilu, efek ekor jas mengacu ke bagaimana keputusan pemilih pada satu posisi pemilihan bisa pengaruhi hasil dari posisi pemilihan lain.

Baca Selengkapnya

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

40 hari lalu

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

Ketua Partai NasDem Malaysia Tengku Adnan mengatakan usulan menambah jumlah pemilih Kotak Suara Keliling atau KSK datang dari PPLN Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

51 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya