Polisi tunjukkan benang yang melintang sebatas leher di jalan Juanda, saat razia begal beberapa waktu lalu, di Mapolresta Depok, 12 Februari 2015. Pelaku begal gunakan modus baru dengan benang pancing untuk membegal atau menjerat korban selain dengan menganiaya dan merampas motor korban secara langsung. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Jaguar Kepolisian Resor Kota Depok menangkap lima pemuda yang membawa senjata tajam di Jalan Haji Dimun, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Minggu dinihari, 8 November 2015.
Awalnya, polisi yang berpatroli melihat seorang pemuda menghindar. Saat didekati polisi, pemuda bernama Akbar Marulloh, 20 tahun, tersebut menyelipkan celurit di pinggangnya. "Setelah menggeledah lokasi itu, kami temukan banyak benda tajam," kata Komandan Tim Jaguar Inspektur Dua Winam Agus.
Selain Akbar, polisi menangkap empat teman pelaku yang berada di lokasi. Menurut Winam, mereka bagian dari jaringan tindak kriminal di Depok.
Dia merujuk pada tali sepatu hijau yang dijadikan simbol kelompok. "Biasanya, simbol tali sepatu hijau itu kelompok penjambret dan tindak kriminal di jalan," ucapnya.
Winam menduga mereka bagian dari kelompok asal Lampung yang sering melakukan tindak kriminal di Depok. Dari beberapa penangkapan, pelaku menggunakan tali sepatu hijau atau oranye yang dijadikan ikat pinggang atau digunakan di lengan. "Ikat pinggang ini ada kesamaan dengan tindak kriminal yang terjadi di Jalan Juanda, Depok," tuturnya.
Bahkan, dua dari empat tersangka yang diamankan berasal dari Lampung. Keempat pelaku langsung digiring ke Kepolisian Sektor Sukmajaya untuk diperiksa lebih lanjut. "Dari dompet Akbar, ada dua kertas yang diduga jimat," katanya. "Tiga sepeda motor kami amankan dari mereka."
Akbar menjelaskan, celurit yang dipegangnya merupakan titipan temannya. "Memang habis ada yang tawuran. Tapi ini celurit teman saya," ucap pria yang tangan kirinya dibaluri tato itu.
